54. LUKA [REPOST]

370K 29K 8.7K
                                    

54

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

54. Luka

Bagaimana caranya mempertahankan orang yang sudah pergi dari dunia ini?

Katanya orang yang paling sering kita sakiti justru malah lebih membekas dihati. Setelah kita kehilangannya. Barulah kita sadar seberapa pentingnya dia dalam hidup kita. Perasaan Galaksi campur aduk saat motornya tiba di rumah keluarga Kakek dari Papanya. Laki-laki itu justru melihat rumah itu ramai oleh tetangga dan keluarga besarnya. Mobil ambulance baru saja tiba ke rumahnya.

Pikiran Galaksi kosong. Cowok itu merangsek masuk ke dalam—tidak memedulikan tatapan kasihan yang diberikan orang-orang padanya. Yang harus ia ketahui sekarang adalah Ibunya. Perasaan cemas, takut dan bersalah itu terus menumpuk dalam dirinya. Saat masuk ke kamar dekat rak buku barulah Galaksi membeku di tempatnya. Garis-garis kuning bertuliskan polisi itu membuat pernapasannya kacau.

Saat orang-orang mulai mendekat. Galaksi tahu bahwa orang yang paling sering ia sakiti itu telah pergi selamanya saat ditemukan tergeletak di lantai dengan wajah pucat dan tubuh sedingin es. Ada bekas air mata di wajahnya seperti habis menangis. Dahinya warna merah seperti terkena sesuatu lalu di telapak tangan kanannya penuh darah yang membuat Galaksi hampir tidak bisa berdiri dengan baik di tempatnya.

Lalu bibir itu berucap panggilan yang sangat Galaksi rindukan, "Mama...."

Kakekknya yang berdiri di sebelah Galaksi menangkap tubuh cowok itu yang hampir luruh. Jiwa Galaksi benar-benar terguncang hebat melihat keadaan Anggun yang bersimbah darah. Di depan mata kepalanya sendiri. Sosok itu sudah tidak bernyawa lagi. "Galaksi. Tenang. Galaksi."

"Kakek, Mama kenapa?" tanya Galaksi namun Kakeknya hanya diam. Tidak mengatakan apapun padanya.

"Ikhlasin Mama kamu."

"Enggak! Mama pasti cuman tidur kan?!" suara bentakan Galaksi sanggup membuat semua orang memandangnya dengan pandangan terkejut bercampur kasihan. Cowok itu seperti anak kecil yang ditinggal Ibunya belanja. Galaksi masih belum bisa menerima kenyataan bahwa Anggun telah pergi dengan cara seperti ini. "Ntar lagi Mama pasti bangun kan Kek?!"

"Gal—"

"Bang! Mama kenapa?!" suara Galaksi mendominasi rumah. Setelah memanggil Galaksi. Nova hanya diam. Namun Galaksi bisa melihat luka yang sama di wajah Nova. Setelah bertahun-tahun. Akhirnya Galaksi menggunakan panggilan itu lagi padahal dulu ia menghapus panggilan Abang untuk Nova hanya karena ia iri pada Kakaknya itu.

"Mama bentar lagi pasti bangun kan, Bang? Mama nggak pergi kan? Mama nggak mungkin ninggalin kita dengan cara kaya gini!"

"Sadar Gal! Sadar!" Nova memegang kedua lengan atas Galaksi dan mengguncangkan badannya agar Galaksi sadar dengan realitas yang ada bahwa Mamanya, Anggun telah pergi.

"Enggak! Mama nggak mungkin meninggal! Mama sayang sama kita! Mama nggak mungkin ninggalin kita!" Galaksi semakin tidak percaya padahal ia sudah melihat sendiri kondisi Mamanya. Suaranya pun mendadak parau.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang