46. SALAH PAHAM (2) [REPOST]

412K 25.7K 10.6K
                                    

46

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

46.2 Salah Paham

"Ra, dicari tuh sama Abraham di depan kelas." Kejora mendongak menatap Baret lalu beralih pada pintu kelas. Hari ini yang perlu ia hindari adalah cowok itu tapi sikap itu justru terlihat sangat aneh karena Abraham tidak salah. Hanya kejadianlah yang salah. Tadi pagi kan hanya kecelakaan kecil yang terjadi antara mereka.

"Oh iya makasi Ret," katanya pada cowok itu. Baret bergumam membalasnya lalu langsung bergabung dengan teman-temannya yang ada di ujung depan dekat pintu kelas dengan laptop di depan mereka semua. Celetukan-celetukan pun sudah mulai terdengar, "MAKAN TUH MAKAN!" lalu terdengar lagi. "YAH, WOI! NGAPA MATI?!" "WOI PINJEM HOTSPOT DONG! LAGI SERU NIH! WIFI sekolah lemot banget anjir! Percuma sekolah bayar mahal-mahal!" lalu ada balasan kesal seperti ini, "Baru minjem Hotspot aja inget temen!"

Sementara cewek-cewek memilih bergosip sambil selfie di meja tengah dekat AC. Sekalian nyari adem. Mereka semua berkumpul dengan Febbi sebagai ratunya. "IIIHHHH WOII!! IKUT SELFIEE DONGG!! Gitu ya lo semua nggak ngajak-ngajak gue! Boomerang dong Boomerang! EH-EH! Story di IG aja! Ih, nge-live mulu lo! Yang nonton juga nggak ada!"

Kejora melirik tanpa minat kebiasaan yang sering ada di kelas itu lalu mencari Abraham di pintu kelas.

"Kenapa?" tanya Kejora pada Abraham. Cowok itu yang sedang menatap ujung sepatunya lalu melihat Kejora yang ada di depannya. Senyum kecil terulas di wajahnya.

"Mau minta bantuan lo dong Ra."

"Bantuan?" tanya Kejora bingung. "Bantuan apa emangnya, Ham?" tanya Kejora.

"Jadi gini...." Abraham mulai menjelaskan maksudnya. "Kita kan bentar lagi udah nggak ekskul paskib tuh. Gimana kalau kita ngehadiahin kemeja lengan panjang putih buat yang adik kelas yang kekurangan, Ra? Kasian warnanya udah pudar jadi kuning gitu. Tahun lalu kita lomba. Uangnya lo yang bawa kan?" tanya Abraham padanya.

"Iya gue yang bawa. Maunya gue kasi ke Fifi cuman lupa terus ke kelasnya. Jadinya gue bawa."

"Bagus deh. Nanti pulang sekolah aja gimana belinya?" tanya Abraham. "Lo bawa uangnya nggak?"

"Ada kok ada. Gue bawa di dompet gue."

"Pake itu aja gak pa-pa? Atau lo tanya Jihan dia setuju atau nggak setelah itu baru kita berani beli."

"Belinya berapa emangnya?"

"5 mungkin? Nanti kalau uangnya kurang gue tambahin."

"Oh gitu. Oke deh."

"Gue cuman mau minta bantuan itu aja kok Ra. Soal yang tadi pagi gue nggak marah," kata Abraham membuat Kejora meringis dan tersenyum bersalah padanya.

"Itu gara-gara si Febbi. Maaf ya."

Abraham mengangguk, memaklumi. "Santai aja sama gue. Gue tunggu nanti ya Ra. Lo bawa mobil?"

"Oh enggak gue dijemput."

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang