Prolog

54.1K 2.2K 119
                                    

______

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

______

Seorang gadis kecil sedang sibuk di terasnya dengan tangan yang memegang pensil dan menggambar sesuatu yang menurutnya menarik. Dengan sedikit bakat menggambarnya akhirnya gadis itu bisa menyelesaikan hasil karya nya.

Tidak lama pintu terbuka menampilkan Mama nya yang sudah rapih dengan pakaian kerja. Dengan cepat gadis belia itu menghampiri untuk menunjukan hasil gambar pada Mama nya.

"Mama liat Ma," ucap Stella sembari menunjukan buku gambar itu, tapi Mama nya tidak melirik sama sekali dan memilih melanjutkan langkahnya ke gerbang depan.

Disana sudah terparkir mobil mewah yang mungkin saja pemiliknya ialah rekan kerja Nova. Melihat Nova yang berjalan dengan tergesa-gesa, Stella mengikuti dari belakang.

"Mama mau kemana?" tanya gadis itu. Tapi tetap saja Nova tidak menghiraukan pertanyaan putrinya.

Stella menunduk sedih ketika mobil di depannya berlalu, bahkan Mama nya pergi pun tanpa mengucap sepatah kata.
Hal ini bukan hal yang baru untuknya, Mama nya selalu bersikap seperti itu. Itulah yang dialami oleh Auristella Kirana Clarisva selama ini, hidup dengan kurangnya kasih sayang.

Saat tubuh kecilnya berbalik, suara sahabatnya mengintrupsikan langkahnya.

"Kiran, ayo main," ajak anak kecil bernama Karan.

Karan Freyano Aliandra. Biasa dipanggil Karan, sahabat yang selalu bersamanya, meskipun rumah mereka tidak bersebelahan tapi jarak rumah mereka hanya terpaut beberapa meter saja.

Di kalangan keluarga, Stella lebih akrab dipanggil dengan nama Kiran. Contohnya Karan yang barusan memanggilnya.

Stella menggeleng. "Enggak mau. Aku mau lanjutin gambalku," tolak Stella sembari berlalu kembali ke terasnya diikuti Karan.

"Jelek banget gambar kamu," ledek Karan saat melihat hasil karya sahabatnya itu.

"Aku kan tidak bisa menggambal. Kamu mau enggak ajalin aku menggambal?" tanya Stella

"Aku mau ngajarin kamu menggambar, tapi syaratnya kamu harus bisa ngomong huruf R," terang Karan yang kini mulai membuat coretan di buku Stella.

Karan memulai dengan membuat garis tepi dan melukiskan pola-pola gambar hewan dan pemandangan.

Tidak lama kegiatan mereka terjeda karena suara kesal anak laki-laki yang baru saja datang dengan bola di tangannya, itu Kean.

"Dasar tukang ingkar janji, aku sudah menunggumu di lapangan lama sekali," kesalnya pada Karan

Karan meringis pelan. "Tadi aku berniat mengajak Kiran, tapi dia enggak mau karena ingin lanjutin gambarnya. Maaf," jelas Karan

KEIRANDRA Where stories live. Discover now