"Aku mau Mama."
Salahkah dengan kata itu? Aku harap keinginan tersebut terkabul sebelum aku lenyap. Aku ingin sekali mengucapkan terimakasih pada sahabat dan semesta, tapi apakah itu bisa terjadi? Aku tidak tahu.
- Auristella Kirana Clarisva -
Ini...
Dari suasana malam yang sunyi, hembuskan secerca harapan untuk esok pagi
Kehilangan - ost Christina
[Wajib dengerin sih, mau itu pas baca atau sesudah baca. Intinya harus dengerin]
________
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
_____
"LOH KEAN?!" kaget keduanya
Kiran dan Andra membuka amplop itu secara perlahan hingga nampaklah ssbuah tulisan yang sangat mereka kenali. Tulisan yang selama ini sering mereka lihat di papan tulis, di buku Kiran, bahkan kadang di buku absensi. Karena Kean sering gabut dan meminta absen pada Mili, pemuda itu selalu saja menulis nama-nama teman sekelasnya di sana.
Keduanya membaca surat itu dengan lamat.
From : Keano
Heh! Gue gak tahu harus ngomong pembukaannya gimana sama kalian. Karena gue gak tahu kata-kata pembuka/puitis buat awalin semua ini.
Ini surat dari Keano, sahabat kalian. Iya sahabat, kalau kalian lupa.
Halo Kiran, hallo Karan. Sebelumnya gue mau ucapin terimakasih sama kalian karena udah selalu ada buat gue selama ini. Hampir 17 tahun kalian sama-sama terus. Tapi gue mau minta maaf sama kalian, mungkin cukup sampai sini kita sama-sama. Karena apa? Karena sekarang ini mungkin kalian udah baca surat ini, dan pasti gue udah gak ada di depan kalian. Bukan di depan kalian aja, gue juga udah gak ada di dunia ini.
Sebelum lanjut, gue mau kalian jangan menyalahkan keputusan gue ini. Jangan menyalahkan semua orang yang udah gue libatin di masalah ini. Janji ya? Harus dong.
Oke gue bahas. Jadi, tentang gue ke LA buat lanjutin tugas papa itu bohong. Iya, bohong. Semuanya itu cuma akal-akalan gue aja buat ngelabuin kalian. Sebenernya gue gak ke LA kok, sebenernya gue pergi karena gue adalah pendonor hati dan sumsum tulang belakang buat Kiran.
Buat Kiran, jangan salahin diri lo sendidi atas semua ini. Gue lakuin itu semua murni keinginan gue tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Gue ngerasa kalau lo pantas sembuh, pantas sehat, pantas bahagia. Mama sama papa lo udah balik, jadi lo harus bahagia dengan cara dapat donor dari gue.
Kenapa gue ambil keputusan ini? Karena emang di dunia ini gue udah gak ada arti apa-apa lagi. Papa pergi, mama juga. Apa yang bisa dilakuin anak usia 16 tahun tanpa kedua orang tua? Gue selama ini selalu sama-sama terus sama mama, sekarang mama gak ada, apa gue sanggup? Jawabannya enggak. Boleh kalian katain gue lemah, tapi emang itu pantas buat gue. Gue sangat gak bisa buat jauh dari mama, serasa mati.
