Minal aidzin wal faidzin🙏
__________
Hari ini Kiran sudah diizinkan pulang oleh dokter Intan. Bahkan sebelumnya Kiran sempat meminta untuk dipercepat pulangnya, mau tidak mau dokter Intan menuruti kemauan gadis itu. Menolakpun tak akan ada artinya, biarkan Kiran hidup dengan keras kepalanya.
Pagi harinya setelah selesai membersihkan diri, Karan langsung memacu motornya ke rumah sakit untuk menjemput sahabatnya. Raut muka Kiran terlihat sangat senang seperti pemenang mobil di super deal.
"Jangan nyengir terus. Gigi lo kering nanti," tegur Karan lalu mengambil alih tas Kiran yang berisi baju ganti.
"Gue seneng banget bisa pulang. Disini rasanya sesak asli," adunya
"Seneng bisa pulang atau seneng habis ini diajak jalan sama kak Raka?" tanya Karan
Kiran tertawa renyah, "dua-duanya sih."
Dengan paksa Karan ikut tertawa meski tak terdengar, bukankah ia harus bahagia jika sahabatnya ini bahagia? Karan tidak mau menjadi egois.
"Kirain lo gak akan jemput gue," ucap Kiran
"Gue izin ke kesekolah, sekalian izin yang kemarin. Sama ngisi absen lo juga," terang Karan
Gadis di sampingnya tersenyum kemudian memeluk Karan dari samping. "Baik banget sih kamu."
"Aneh lo, Ran. Lepasin gak? Kita dilihatin semua orang tuh," bisiknya sembari menatap sepanjang koridor. Sepertinya mereka ialah keluarga pasien yang sedang berjaga. Mereka menatap Karan dan Kiran dengan senyum yang tercetak.
"Biarin. Biar pada iri," ucap Kiran. "Iya kan Bu?" tanya nya pada ibu-ibu yang baru saja akan lewat.
Ibu-ibu itu tersenyum canggung dan mengangguk mengiyakan.
"Tuh iya katanya," ujar Kiran
"Lo kenal sama ibu tadi?" tanya Karan
"Enggak."
Karan memutar bola matanya, mulailah sikap sok kenal Kiran keluar kembali.
"Bekas infus nya masih kerasa ngilu," adu Kiran. Karan meraih tangan sahabatnya lalu meniup bekas tusukan jarum itu.
"Langsung sembuh..buh..buh!" Kiran tertawa karena Karan bersikap seperti sedang menenangkan anak kecil yang terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIRANDRA
Teen Fiction"Aku mau Mama." Salahkah dengan kata itu? Aku harap keinginan tersebut terkabul sebelum aku lenyap. Aku ingin sekali mengucapkan terimakasih pada sahabat dan semesta, tapi apakah itu bisa terjadi? Aku tidak tahu. - Auristella Kirana Clarisva - Ini...