"Aku mau Mama."
Salahkah dengan kata itu? Aku harap keinginan tersebut terkabul sebelum aku lenyap. Aku ingin sekali mengucapkan terimakasih pada sahabat dan semesta, tapi apakah itu bisa terjadi? Aku tidak tahu.
- Auristella Kirana Clarisva -
Ini...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
____
Libur hari ini Kiran memutuskan untuk ke rumah Kean. Entah kenapa rasanya dia sangat merindukan sahabatnya yang satu itu. Memang sekarang ini jarang dirinya punya waktu untuk Kean.
Gadis itu muncul dari arah jendela kamar sahabatnya. Dilihat Kean masih bergelung dalam selimut akhirnya Kiran dengan jahil menarik selimut itu. Tapi tidak sesuai ekspetasi, Kean masih saja tertidur tanpa merasa terusik.
"Key bangun," ucap Kiran dengan mengguncang tubuh Kean. "Key kebakaran!!" hebohnya. Tapi tetap saja tidak mempan.
"Keano Pramudya Andreas kalau sekarang bangun lo jadi pacar gue," ucapnya lantang tepat di telinga Kean. Kean terkejut karena tiba-tiba pendengarannya terasa nyut-nyutan.
"Duh Ran kalau mau ganggu gue cukup di sekolah aja. Jangan di mimpi," racaunya
Kiran termangu tak percaya, apa tadi katanya? Mimpi? Bahkan sekarang sudah pukul 7 lewat, tapi pemuda itu masih belum bangun. "Kean bangun. Ini gue Kiran." Gadis itu terus mengguncang badan Kean agar pemuda tersebut bangun.
Karena usaha akhirnya Kean terbangun dengan muka bantalnya. Laki-laki itu menatap Kiran dengan sayu. "Apa?" tanya nya serak khas orang bangun tidur.
"Gak ada apa-apa sih. Cuma mau gangguin lo aja," balas Kiran lalu dirinya merebahkan diri di samping Kean. "Sini Key tidur sebelah gue," ajaknya.
