Chap 21 | KEIRANDRA

10.8K 976 82
                                    

Bukan takut kehilangan kamu, tapi aku takut darah.

________

"Ran, hidung lo berdarah," ucap Karan panik

Kiran dengan cepat menyusut darah dengan bajunya. Gadis itu berbalik agar kedua sahabatnya tidak melihat lagi darah yang keluar darisana.

"Ini tissue." Kean menyerahkan beberapa lembar tissue bersih. Ingat, bukan tissue toilet.

Gadis itu menerimanya dan langsung menyumpal hidungnya, tapi lama-kelamaan tissue itu rembas. "Gue ke kamar mandi dulu," ucapnya kemudian mengibrit lari ke kamar mandi.

Setelah dirasa darahnya sudah tidak sebanyak pertama keluar, Kiran mulai membasuh hidungnya. Untung saja kamar mandi Karan terdapat wastafel. Kiran memandangi dirinya di cermin, bibirnya membiru. Gadis itu menelusuri wajah putihnya dan tersenyum samar.

"Andai aku boleh minta. Aku hanya ingin orang-orang di sekitarku tidak tahu yang aku alami," ucap Kiran.

Tidak mau berlama-lama di kamar mandi, Kiran langsung keluar dengan wajah berseri nya, kalian tahu sendiri. Itu fake.

"Lo enggak kenapa-kenapa?" sambar Kean saat gadis itu sudah duduk di pinggirnya.

"Enggak. Capek nih gue kayaknya," balas Kiran

"Gue kacepekan gak sampai mimisan tapi, Ran," heran Karan

"Lo cowok, gue cewek—"

"Tahu. Semua orang juga bisa bedain tanpa harus kita bandingin kepunyaan," potong Karan.

"Astagfiruah gue belum selesai ngomong Karanjing," kesal Kiran

"Ambigu sih tadi yang Karan bilang. Tapi enggak sih, emang gue mikirnya udah kemana-mana," timpal Kean

"Emang cowok-cowok tidak ada adab."

"Tapi lo beneran gak apa-apa kan?" tanya Kean lagi

"Enggak. Lo takut banget kelihatannya, takut kehilangan gue ya?" tebak Kiran

"Bukan takut kehilangan lo. Gue takut darah," balas Kean sukses mengundang tawa Karan. Kiran itu pedenya selangit asal kalian tidak lupa.

Gadis itu memanyunkan bibirnya, "gue enggak mau temenan sama Kean," ucapnya dengan mendekati Karan.

"Lo temen gue?" tanya Kean.

"Karan itu Keannya jahat. Marahin sana marahin," adu nya

Karan menggelengkan kepalanya pelan, "udah lo tiduran aja. Biar gue sama Kean yang lanjutin tugasnya."

Baru saja Karan selesai dengan ucapannya, Kiran langsung merebahkan diri di kasur empuk itu. "Kenapa gak dari awal sih bilang begitunya," ucap Kiran

Kean memutar bola matanya malas, "besok lo patungan uang. Hitung-hitung ganti kerja," katanya

"Gak bisa gitu dong. Kan gue datang kesini, ikut bantuin juga," bela Kiran

"Iya tap–"

"Lagian Karan yang nyuruh gue tiduran, wleee," potong Kiran

KEIRANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang