"Aku mau Mama."
Salahkah dengan kata itu? Aku harap keinginan tersebut terkabul sebelum aku lenyap. Aku ingin sekali mengucapkan terimakasih pada sahabat dan semesta, tapi apakah itu bisa terjadi? Aku tidak tahu.
- Auristella Kirana Clarisva -
Ini...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
_____
____
Hari ini Karan pergi ke sekolah dengan suasana hati yang gundah. Seperti ada yang mengganjal dalam dirinya. Saat sampai kelaspun pandangannya tak terhenti pada kursi sahabatnya, Kiran.
Tidak lama Kean datang lalu melewati Karan begitu saja tanpa menoleh seperti biasanya. Pemuda itu mengeluarkan ponsel dan earphone nya kemudian menyumpal telinganya.
Karan menoleh sekejap pada Kean yang larut dalam musik yang diputarnya. "Gue minta maaf, Key," ucap Karan. Tapi tak ada gemingan dari sahabatnya itu, sejenak Karan sadar jika Kean sedang dalam mode mendengarkan musik.
"Kean," panggil Karan. Kean masih tak bergeming, dengan kesal Karan menarik sebelah earphone Kean membuat pemuda itu terlonjak lalu menatap kesal pada Karan.
"Apaan sih? Gue gak mau berantem sama lo," omelnya
"Gue minta maaf," ucap Karan
"Buat apa?"
"Buat yang terjadi kemarin-kemarin. Gue egois karena enggak mau dengar penjelasan lo," terang Karan
"Oh," balas Kean cuek. "Santai aja," lanjutnya.
"Kiran belum dat—"
"HALLO EPRIBADEHHH TEMAN-TEMANN YANG KIRAN SAYANGI TAPI TAK KIRAN CINTAIII," heboh Kiran dari ambang pintu membuat satu kelas memandang dirinya dengan aneh.
"Yaallah baru aja gue sujud syukur karena lo jadi kalem kayak kemarin," sahut Katrina sedikit melenguh.
"Gue emang kalem, baik hati, tidak sombong, rajin menabung, dan—" Kiran menggantung kalimatnya.
"Dan apa?" tanya Sherlia yang memang menyimak percakapan antara Kiran dan Katrina.
"DAN YANG PASTI GUE PACAR NANA DONG!!!!" hebohnya lagi.
"Halu."
"Enggak sadar diri, padahal dia kayak upik abu yang melayang di awang-awang. Meberkeun jangjangna bangun taya karingrang—"
"Itu nyanyian goblok."
"Heran gue sama Kiran. Gue aja kemarin lihat ketek Oppa udah insekyur."
"Gini-gini masih ngaku jadi bininya. Remahan rengginang tak sepadan dengan Oreo Supreme."
