[Karan Freyano Aliandra]
****
____
Sekarang di ruangan ada Nova, Kiara, Dimas, serta Kiran yang baru saja sadar. Gadis itu terkejut saat kini kepalanya sedang diusap oleh Nova. Bagaimana tidak, Nova yang selama ini ia kenal adalah Nova yang kejam.
"Mama," panggilnya pelan
Ketiga orang yang ada di sekitar Kiran langsung menoleh ke arah suara. Dimas tersenyum saat putrinya sudah siuman.
"Iya sayang. Ini Mama," sambut Nova. Wanita itu mencium puncak kepala putrinya.
Kiran termangu di posisinya, apa sekarang ia sedang bermimpi? Tapi ini semua sangat nyata.
"Kalaupun ini mimpi, Kiran mau mimpi ini enggak akan berakhir," ucap Kiran
Mamanya tersenyum. "Ini bukan mimpi, Kiran. Ini benar-benar terjadi," ucap Nova.
Gadis yang terbaring lemah itu menatap Nova setengah percaya. Tapi ia bisa merasakan tatapan Nova saat ini tidak seperti tatapan elang yang biasa mamanya berikan. Sekarang tatapan itu terlihat seperti tatapan penuh kasih.
"Mama minta maaf," ucap Nova. Nova selalu menciumi puncak kepala Kiran, ada rasa bersalah yang sangat besar.
Anaknya mengangguk lemah.
Terimakasih sudah mengabulkan permintaan Kiran Ya Tuhan. Dulu Kiran minta jangan ambil nyawa Kiran sebelum Mama peluk Kiran. Tapi sekarang Kiran sudah merasakan pelukan Mama. Jadi, silahkan kalau memang ini sudah saatnya buat Kiran pergi
Batinnya terus bergumam, ia sangat senang karena saat ini permintaannya terkabul. Kiran juga menitikan air matanya. Ia sangat merasa bersyukur karena semua do'a nya terkabul. Lalu apa yang ia lakukan sekarang? Hanya berpasrah pada sang pencipta sesuai dengan keinginannya.
YOU ARE READING
KEIRANDRA
Teen Fiction"Aku mau Mama." Salahkah dengan kata itu? Aku harap keinginan tersebut terkabul sebelum aku lenyap. Aku ingin sekali mengucapkan terimakasih pada sahabat dan semesta, tapi apakah itu bisa terjadi? Aku tidak tahu. - Auristella Kirana Clarisva - Ini...