"Aku mau Mama."
Salahkah dengan kata itu? Aku harap keinginan tersebut terkabul sebelum aku lenyap. Aku ingin sekali mengucapkan terimakasih pada sahabat dan semesta, tapi apakah itu bisa terjadi? Aku tidak tahu.
- Auristella Kirana Clarisva -
Ini...
Jangan lupa vote dan komen [Eh enggak deh, bohongan-bohongan]
••••
Keano Pramudya Andreas
Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.
Silahkan ramaikan komentar untuk seorang Keano
Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.
____
Hari ini Kiran tidak masuk sekolah tanpa keterangan, hal tersebut membuat Andra gelisah sendiri. Pesannya tidak dibalas, bahkan sampai sekarang gadis itu tidak ada kabar.
"Coba jangan di alfakan dulu, nanti kalau jam pertama selesai Kiran belum juga datang nah baru," saran Sabit.
Mili mengangguk lalu menyimpan buku absensi di meja guru lengkap dengan buku agenda nya. Kean di tempatnya sedang bercanda gurau dengan Jamal yang ada di belakangnya. Lebih tepatnya Jamal yang bercanda dan mengganggu Kean.
"Jangan baca novel terus, Key. Cari cewek sana," ledek Jamal. Tapi Kean tak menggubrisnya, pemuda itu masih saja bergelut dengan pembatas novel.
"Key? Lo tahu Kiran kemana?" tanya Andra
Kean menoleh sebentar pada sahabatnya. "Bukannya lo pacarnya? Masa enggak tahu Kiran kemana," jawabnya kemudian lanjut kembali membaca buku di tangannya.
"Sejak semalam dia enggak ada kabar. Gue takut dia kenapa-napa," resah Andra.
Pemuda di sampingnya langsung menyimpan novelnya ke tas, pikirannys langsung tertuju pada Nova. Ia takut jika Kiran di apa-apakan oleh wanita itu.
