Jika aku boleh meminta. Aku hanya ingin persahabatan ini akan terjalin selamanya.
__________
Sesuai perjanjian kini Kean sudah sampai di rumah Karan. Pemuda itu sudah berguling-guling ria di kasur sahabatnya sambil menunggu Karan selesai membersihkan dirinya.
"Lama banget mandinya kayak cewek," gerutu Kean saat Karan keluar dari kamar mandi
"Udah dari tadi lo?" tanya Karan
Kean mengangguk, "kata bunda suruh kesini aja, ya udah gue nurut," jawab Kean
Karan mengacak rambutnya yang masih tersisa air yang mengalir disana, pemuda itu menggunakan celana dibawah lutut dan kaus polos berwarna hitam. Begitupun Kean yang memakai celana selutut dan kaus panjang berwarna merah.
"Teman lo belum kesini?" tanya Karan
Kean mengernyit, "teman yang mana?"
"Kiran." Kean menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Tadi siang habis gue omelin itu anak," ucap Karan
"Kenapa emangnya? Berulah lagi itu anak?" tanya Kean
"Masa mau makan bakso sambalnya sampai mau habisin semangkuk. Gila gak sih?"
"Enggak punya perasaan emang si Kiran," celetuk Kean
Tanpa disangka, orang yang sedang di gibahkan muncul dari balik jendela kamar Karan. Gadis itu memasukan tasnya terlebih dahulu lewat jendela, setelah itu baru dirinya yang memanjat jendela.
"Rumah gue punya pintu," kesal Karan
"Kelamaan kalau lewat sana. Selagi ada yang praktis ngapain cari yang repot?" tanya Kiran
Kedua sahabatnya tidak menggubris kata-katanya, entahlah mereka akan pasrah saja dengan kelakuan Kiran. Kiran langsung ikut berbaring di kasur empuk milik Karan, dia juga memeluk bantal guling disana.
"Geseran sih, Key. Sempit," decak Kiran dengan menggeser tubuh Kean
"Siapa duluan yang kesini?" tanya Kean
"Karan. Dia yang punya rumah," jawab Kiran, "bunda ada?" tanya nya pada Karan
"Di dapur kayaknya," balas Karan.
Gadis itu langsung beranjak dengan membawa boneka Baekhyun Exo yang memang ia simpan di kamar Karan. Kiran membuka gorden pembatas dapur dan menemukan Tina sedang menyiapkan makan malam.
"Kiran datang kapan, Nak?" tanya Tina
"Barusan," jawab Kiran lalu duduk di salah satu bangku meja makan.
"Kok Bunda gak dengar ada tamu sih," heran Tina karena tadi dia hanya membukakan pintu untuk Kean saja.
"Gak lewat pintu, Bun. Lewat jendela," jawab Kiran jujur. Tina menggelengkan kepalanya, sudah biasa Kiran seperti itu.
"Masakannya enak-enak nih kelihatannya." Kiran berucap takjub pada semua masakan yang Tina hidangkan.
"Panggil Karan sama Kean sana, nanti kita makan bareng," suruh Tina. Kiran mengangkat tangannya membentuk hormat, dan kembali ke kamar Karan untuk memanggil kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIRANDRA
Fiksi Remaja"Aku mau Mama." Salahkah dengan kata itu? Aku harap keinginan tersebut terkabul sebelum aku lenyap. Aku ingin sekali mengucapkan terimakasih pada sahabat dan semesta, tapi apakah itu bisa terjadi? Aku tidak tahu. - Auristella Kirana Clarisva - Ini...