Chap 6 | KEIRANDRA

12.8K 1.1K 20
                                    

Salahkah aku jika mementingkan kepentingan pribadi dibanding sahabat?

Salahkah aku jika mementingkan kepentingan pribadi dibanding sahabat?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

________

"Sikap kamu itu sudah keterlaluan Nova!" murka Dofa, mertuanya.

"Sudahlah, itu bukan urusan Ayah," sangkalnya

"Jelas urusanku, Kiran itu cucuku. Darah daging anak saya!" Dofa tak habis pikir dengan menantunya ini, bagaimana mungkin ia bersikap sangat tak pantas pada cucu nya.

"Meski Ahmad sudah tidak lagi disini, jangan perlakukan Kiran seperti itu!"

Nova berdecak kemudian pergi dari kediaman mertuanya, tujuannya datang ke rumah itu hanya untuk menanyakan apa masih ada barang suaminya di rumah itu.

Tetapi tidak sesuai ekspetasinya, yang ada dia malah ditegur dan di ceramahi oleh mertuanya.

"Kenapa mas Ahmad pergi segala sih," kesal Nova yang kini terus berjalan ke arah rumahnya.

***

Sesuai dengan janjinya, Karan menjemput Lily ke rumahnya. Sesampainya di rumah Lily, ia langsung disambut oleh ibu dari kakak kelasnya itu.

"Ini pacaranya Lily pasti," tebak Rivi — mama Lily

"Ih Mama apa-apaan sih. Karan itu cuma adik kelas aku,"

"Ah masa sih? kelihatannya kalian berdua cocok," Rivi terus menggoda putri semata wayangnya itu, alhasil yang di goda merasakan panas di pipinya.

"Udah ah Ma, aku berangkat," pamit Lily yang diikuti Karan

"Jagain Lily ya Karan. Dia itu kelasnya aja yang tinggi, tapi pikirannya kayak anak kecil," Karan terkekeh dan mengangguk halus.

"Mama," tegur Lily yang merasa malu karena selalu dianggap anak kecil oleh Mama nya.

Saat sudah beberapa meter dari pekarangan rumah Lily, mereka akhirnya dapat mengobrol dengan lepas. Keduanya tidak merasa canggung ataupun sungkan, bahkan Lily sesekali mengetuk helm yang digunakan Karan.

"Ih lo nyebelin banget," kesal Lily

Karan melirik Lily yang cemberut lewat kaca spion, menggemaskan. Karan dengan jahil ia menekan gasnya sampai membuat Lily refleks memeluk pinggangnya.

Lily mencubit pinggang Karan dengan kesal, "Ngeselin banget si,"

Karan tertawa, ia melakukan itu berulang-ulang sampai membuat Lily diam karena tingkat kesebalannya yang sudah tidak bisa ditahan.

KEIRANDRA Where stories live. Discover now