Chap 7 | KEIRANDRA

12.1K 1.1K 50
                                    

Khawatir itu tidak ada yang nikmat. Karena itu, jangan buat aku khawatir akan dirimu

________

Kiran kini berada di gendongan Kean. Kakinya sangat lemas, tubuhnya pun terasa menggigil tapi dia berusaha menyebunyikan dari sahabatnya.

"Ran, lo beneran enggak kenapa-kenapa?" tanya Kean khawatir

"Ben-beneran, cuma capek," balas Kiran lemah

"Capek jalani hidup ini maksud gue," lanjutnya dalam hati

"Lo turun dulu, gue mau ambil motor," ucap Kean. Kiran mengangguk dan turun dari gendongan, ia menunggu Kean yang mengambil motornya.

Saat Kean sudah tiba di depannya, ia dengan segera naik ke motor biru itu. Meskipun terasa lemas, tapi ia harus bisa bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Bisa gak naiknya?"

Kiran terkekeh lemas. "Bisa lah, ya kali naik motor begini aja gue kagak mampu."

"Ini pakai jaketnya." Kean melepas jaket yang melekat di tubuhnya.

Kiran menerima jaket itu dan memakainya meskipun jaket itu terlihat sedikit kebesaran di tubuhnya. Setelah itu ia langsung naik ke motor sahabatnya dan memposisikan kepalanya di punggung Kean.

Kean mengendarai motornya dengan kecepatan dibawah rata-rata, ia merasakan punggungnya bergetar. Ia meraih tangan Kiran yang menggigil, pasalnya ia heran karena udara tidak sedingin di pegunungan, sahabat nya pun menggunakam sweeter tebal, bahkan sinar matahari sangat terang menyinari.

Tangan gadis itu ia genggam dengan tujuan memberikan kehangatan dan untuk mencegah Kiran terjatuh. Saat sampai di kediaman gadis itu, Kean menggendong sahabatnya ke Kamar.

"Loh, Kean?" tanya Nova terkejut karena kedatangan Kean beserta putrinya dengan keadaan yang tidak biasa.

"Mama ini Kiran sakit, dia kedinginan," ucap Kean

Nova memandang sinis ke arah putrinya. "Biarkan saja, kamu enggak perlu repot-repot ngurusin dia."

Kean tersadar dengan semua cerita yang ia dengar dari Kiran, ternyata tentang sikap dingin Nova itu benar adanya.

"Tapi Ma—"

"Sudah, nanti juga dia sembuh sendiri," potong Nova

Nova melenggang pergi meninggalkan putrinya yang sudah terpejam, suhu badannya panas dingin. Kean dengan cepat ke arah dapur untuk membawakan teh hangat.

"Minum dulu ya, biar enakan," ucapnya tapi Kiran menggeleng.

Tapi tidak sampai situ, Kean terus memaksa gadis di depannya itu untuk meminum teh yang ia bawakan meskipun sedikit. Mau tidak mau Kiran membuka sedikit mulutnya dan membiarkan teh hangat itu mengalir ke tenggorokannya.

"Gue cuma kecapekan aja kok, udah ah gue mau tidur," ujar Kiran langsung membalikan tubuhnya memunggungi Kean.

Saat akan membujuk sahabatnya, ponselnya tiba-tiba bergetar. Disana tertera nama yang menghiasi layar ponselnya. Tapi saat akan ia angkat, panggilan itu sudah terputus.

KEIRANDRA Where stories live. Discover now