Bab 21

11.7K 1K 64
                                    

Egalita

Sebenarnya tidak ada yang aneh dari posisi kami berdua, namun rasa bersalah adalah resep sempurna untuk membuat semua tingkah laku berubah menjadi sedikit gagap dan kaku. Wajahku barangkali kini mirip seperti kijang yang tersorot lampu, tidak bisa bergerak selagi mendapati adik-adikku dan teman-teman kakak tiriku menatapku aneh dari tempat mereka berdiri.

"Kalian lagi ngapain?" tanya Dina heran, dengan comedic timing luar biasa, bersamaan dengan kakiku yang kesemutan kini goyah. Akibatnya aku jatuh ambruk, tertelungkup ke dada Theo. Wajahku kini mungkin semerah buah bit, aku bersyukur suasana halaman yang menghadap ke arah kolam renang ini sedikit remang. Setidaknya mereka tidak akan langsung bisa menangkap reaksiku yang gelisah, salah tingkah.

Theo tidak menjawab, mendengus geli mungkin melihat ke arah orang-orang yang berdatangan, menertawakan polahku yang sama sekali jauh dari kata anggun.

"K-kakiku kesemutan..." pelan aku beringsut bangkit, melepaskan diri dari belitan tangan Theo.

Melihat Dina berlari mendekat dan berjongkok di sampingku sambil mengangkat tangannya menakuti, aku menggeleng cepat sambil memejamkan mata panik. "Jangan dipegang, jangan dipegang!"

Dina masih tertawa-tawa namun tidak ada sentuhan langsung ke kakiku. Ketika aku membuka mata, tangan Dina menggantung di udara, ditahan oleh Theo yang memeganginya. Aku sempat menangkap ketika kakak tiriku itu menggeleng dengan wajah serius ke arah Dina, mengirimkan pesan kalau kondisiku sedang tidak baik. Dina menangkap pesannya, lalu melepaskan tangannya dari pegangan Theo dan membantuku duduk berselonjor kaki.

"Kamu gak papa?" tanyanya khawatir, mengamati wajahku mencari tanda-tanda di luar kebiasaan di sana.

"Nggak apa apa," aku melirik sekilas ke arah Yanis dan Galih yang mengacungkan kaleng bir ke arahnya memberi kode agar Theo mendekat. Merasa lega karena posisi mereka tidak terlalu dekat, aku membisikkan sesuatu ke telinga Dina.

"Wah," wajah Dina terlihat kaget mendengarnya, matanya terbelalak. Setelahnya bibirnya tersenyum lebar lalu dengan suara pelan ia menanyakan apakah rasanya sakit, yang kujawab dengan anggukan yang disambut oleh tatapan sama-sama tahu kami.

Posisi Theo digantikan oleh Mutia dan Anna yang datang mendekat. Aku hanya memberitahu mereka kalau perutku tiba-tiba sakit dan Theo terpaksa mengantarku pulang ke villa.

"Kalian nggak jadi liat kembang apinya?" tanyaku merasa bersalah karena telah merusak rencana kami malam itu.

Mutia dan Anna menggeleng, sementara Dina menyahut cepat. "Enggaklah. Tadi kita bingung kamu tiba-tiba nggak ada, nggak balik-balik dari kamar mandi, aku bolak-balik dua kali nyariin tapi nggak ketemu kamu. Habis itu Kak Theo dapat telepon dari kamu kan, bilang mau jemput, eh malah ikutan nggak balik-balik juga. Trus Kak Theo telpon Kak Yanis bilang kalau kamu nggak enak badan, Kak Theo nggak jadi ikut karena nemenin kamu Ga. Gitu."

"Kok malah balik semua jadinya?"

Anna tersenyum kecut, melirik ke arah Theo yang kini meminum bir bersama dua orang temannya. Bagi Anna, menghabiskan waktu malam tahun baru bersama Theo tentu lebih ditunggu-tunggu ketimbang sekedar menonton kembang api di alun-alun yang bisa dilakukannya dari Jakarta atau tempat lain. Lagi-lagi aku didera rasa bersalah karena telah mencuri waktunya bersama Theo. Ah bercanda, karena kalau aku mau jujur, bukan itu masalah utamanya kan? Lebih dari itu, rasa bersalahku bersumber dari ciuman yang terjadi beberapa detik sebelum Anna dan mereka semua tiba ke villa. Ciuman yang harusnya kutelaah apa maknanya, tapi diam-diam aku merasa takut kalau bakal sampai pada kesimpulan yang tidak kuinginkan.

Kesimpulan seperti apa sih Ga?

Ketika aku diam-diam melihat ke arah Theo, perilakunya terlihat biasa-biasa saja, seperti tidak ada yang aneh. Aku merasa lega karena itu artinya aku tahu apa yang diharapkannya dariku. Bukan masalah untukku, karena menyembunyikan sampah di bawah karpet adalah keahlian Keluarga Manar.

[Tamat] False Idol, A Stepbrother Dark Romance (Season 1)Where stories live. Discover now