Bab 4 (Mature)

61.5K 1.9K 246
                                    

Seperti biasa, ada part yang terlalu dark. Supaya aman, yang belum follow IG @shooastrif buruan follow biar bisa tahu di mana part eksplisitnya aku post. Buat yang udah follow, ketemu di tempat biasa yaaaa...

Tapi jangan lupa VOTE + COMMENT yang ini, dengan kesan pesan kalian wkwkwkwk.

Theo pokoknya beda ;-)

Jangan keburu marah ya... ngomel kok susah banget pake dipisah, bla bla. Kalau gak mau susah ikut FAST ACCESS AJA... 80 K doang, Season 1 tamat 80 chapter + 2 epilog dan Season 2 fast access ;) DM aku.

Vote di bab ini 30 baru aku UP ke tempat rahasia ya versi lengkapnya ;-)


------------------------------------------------------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

------------------------------------------------------

Egalita

Tanpa rikuh Theo bertelanjang dada, menggeret dua buah koperku di tangan kiri dan kanannya. Mengenakan kaus Theo, aku mengikuti langkah kakak tiriku, merasa asing dengan lingkungan sekitar bangunan apartemen yang kami masuki. Ia membimbingku menuju ke arah lift, menekan angka 33 membiarkan pintu lift menutup dan membawa kami berdua naik.

Rasa penasaran menyelimutiku, melihat desain interior apartemen yang cukup mewah. Aku bertanya-tanya sejak kapan Theo membeli tempat di apartemen mahal ini. Kenapa tiba-tiba Theo merasa tertarik untuk memisahkan diri dari rumah Keluarga Rahardian. Dari ibu, kudengar kalau Theo kini adalah seorang pemilik perusahaan start-up yang sedang booming di negeri ini dan memiliki status sebagai unicorn. Ia membangun perusahaannya ketika masih kuliah di sebuah institut teknologi bersama-sama dua orang kawan kuliahnya.

Aku menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana Theo membangun landasan untuk ide bisnisnya itu. Di masa-masa awal dulu, tiga sekawan itu terlihat seperti anak muda brilian penuh ide yang tidak sabar untuk mewujudkan mimpi mereka. Siapa sangka, sepeninggalku rupanya bisnis itu benar-benar naik dan menjadi kenyataan.

Mimpi Theo akhirnya menjadi kenyataan.

Tanpa bisa dicegah, aku merasa bahagia untuknya. Biar bagaimanapun, di atas segala perbuatannya padaku, Theo adalah tumpuan keluarga kami. Kepadanyalah, Dina dan Abel selalu berpaling minta persetujuan. Kepada Theo-lah aku meminta nasihat dan saran sewaktu sekolah dulu, tentang semua hal. Theo adalah pilar kokoh yang menyangga rumah tangga Rahardian ketika papa, mama dan ibuku absen.

Ketika pintu lift terbuka, Theo menunggu hingga aku keluar lalu mengikuti langkahku. Ia berjalan mendahului dan membawaku menuju sebuah kamar di ujung lorong. Ia membuka kunci magnetisnya dan menahan pintu, membiarkanku masuk lebih dulu.

Sesampainya di dalam, aku menjumpai lorong memanjang dengan gantungan jaket dan rak sepatu di sebelah kiri, berakhir di sebuah ruang tamu yang cukup luas.

"Kok aku dibawa ke sini?" tanyaku akhirnya, ketika Theo masih juga belum memberikan penjelasan layaknya orang normal.

Alih-alih pulang ke rumah kami, Theo justru membawaku ke kamar mewah di sebuah apartemen yang sama sekali belum kukenal sebelumnya.

[Tamat] False Idol, A Stepbrother Dark Romance (Season 1)Where stories live. Discover now