Bab 25

11.5K 1K 57
                                    

Egalita

Alasan mengapa aku malah berpura-pura tidur seperti ini, sebenarnya aku sendiri juga tidak terlalu paham. Hubunganku dan Theo selama ini dekat, layaknya saudara kandung. Sejak awal aku selalu terbuka pada Theo. Tidak ada ruang untuk berpura-pura karena Theo, aku dan adik-adik kami adalah satu paket yang mesti menghadapi kenyataan hidup bersama-sama. Theo tidak pernah menghakimi segala tindak-tanduk kami, selalu menempatkan diri sebagai kawan dekat yang selalu ada untuk memberi petunjuk dan perlindungan yang kami butuhkan.

Karena itu, jika saja kondisinya lain, reaksi yang lebih 'normal' misalnya aku akan membuka mata dan bertanya padanya, kenapa aku bisa ada di kamar Theo pagi ini. Mungkin aku bakal berpura-pura jijik menggodanya karena sudah tidur seranjang berdua.

Jika kondisinya normal.

Tiba-tiba kamar ini terasa beberapa derajat lebih panas.

Lidahku kelu, mataku yang kupaksa merem terasa gatal ingin membuka, penasaran akan apa yang kini Theo lihat dan lakukan. Perlahan-lahan degup jantungku meningkat, seiring dengan antisipasi yang kurasakan.

Langkah kaki Theo terdengar pelan, bergerak ke ujung kamar. Entah apa yang ia lakukan kini, aku berusaha mengontrol napas, ekspresi dan lemas tubuhku, berpura-pura lelap. Rasa was-was itu muncul lagi, membuatku tak bisa menahan diri dan akhirnya membuka mataku, ingin melihat apakah sepasang mata kuning dalam mimpiku itu mengikutiku hingga ke sini. Namun hanya ada Theo... Theo yang bertelanjang dada, setengahnya mengganti pakaian dengan tatapan lurus menatapku.

Ah, jadi begini rasanya tertangkap basah.

Ia tak berkata apapun, meneruskan melepas kausnya seolah sudah mengetahui kalau aku memang hanya berpura-pura.

"Mm... pagi..." sapaku. Suasananya jelas sedikit rikuh, namun aku berusaha mengacuhkannya. Perlahan aku bangkit, duduk bersandar di bantal.

"Pagi," jawab Theo, mengambil kemeja dari gantungan pakaiannya yang sudah diseterika rapi, memakainya dan mengaitkan satu persatu kancingnya. Gerakannya luwes, matanya tak sekalipun beralih dariku. Mengamatiku. Theo yang kini berdiri setengah telanjang, tapi mengapa justru aku yang malu?

Untungnya pikiranku bisa dengan cepat dialihkan ketika aku melihat ada yang janggal. Melihat kemeja rapi yang hanya ia pakai kalau ada acara pernikahan atau wisuda itu, aku bertanya padanya. "Mau ke mana?"

"Ketemu calon investor," jawab Theo.

"Oh."

Proyek aplikasi Theo memang sudah mencapai tahap di mana perencanaan mereka membutuhkan suntikan dana dari investor selain dirinya, Yanis dan Galih. Yang kudengar dari percakapan sambil lalu teman-teman Theo saat mereka main ke rumah, selama beberapa minggu terakhir mereka bekerja keras membuat proyeksi rencana pengembangan hingga pengerjaan dan pemasarannya agar bisa dipresentasikan di hadapan para investor. Jadi pertemuannya akan berlangsung hari ini?

"Good luck," ujarku pelan, sungguh berharap yang terbaik untuk Theo.

Theo diam, tersenyum miring. Sejenak ia ragu, namun tangannya bergerak begitu saja melepaskan celana pendeknya, memperlihatkan pahanya yang berotot telanjang. Buru-buru aku memalingkan muka, melihat ke samping. Tak kusangka kakakku ini diam-diam seorang ekshibisionis! Berganti pakaian semudah ini di depan adiknya yang masih perawan! Tawa kecil tertahan lolos dari bibirnya, membuatku semakin malu. Sungguh tidak adil! Mana bisa aku melawan kakakku kalau ternyata urat malunya sudah putus?

Theo kini memakai celana jeans, memberikan efek kasual pada perpaduan kemeja yang dipakainya. Selama ini aku selalu iri padanya, karena apapun yang dipakai Theo selalu saja terlihat modis dan berkelas tanpa usaha terlalu keras. Aku melihat kakakku itu berdiri di depan cermin, menyisir rapi rambutnya dan memakai sedikit gel. Selesai merapikan rambutnya, perhatiannya kembali beralih padaku. Perlahan tubuhnya yang jangkung berderap mendekat ke arah tempat tidur. Kulihat matanya sedikit berkantung, samar warna hitam terlihat membayang. Apakah semalam dia bergadang karena mempersiapkan presentasinya hari ini?

[Tamat] False Idol, A Stepbrother Dark Romance (Season 1)Where stories live. Discover now