Bab 73

4K 508 69
                                    

MAKASIH UDAH PENUHIN TARGETNYA <3

Bab 74 up kalau Bab 68 minimal 330 votes

Guys jangan lupa masukin FALLEN IDOL ke daftar bacaan kalian.

Sequelnya False Idol/ False Idol Buku 2


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Theo

Mutia menempelkan bibirnya ke bibirku di ruang kerja papa. Meskipun lagaknya penuh percaya diri, aku bisa merasakan tubuhnya yang bergetar karena gugup.

Penasaran, aku ingin melihat sejauh mana Mutia melakukannya. Siapa yang menyangka kalau sahabatku itu masih memendam perasaan untukku hingga kini. Aku mengira bahwa hubungan kami yang telah berakhir bertahun-tahun lalu telah ditutup lembarannya, dan Mutia telah mendapatkan pesan yang jelas: bahwa aku tidak memiliki perasaan lebih untuknya. Aku mengiraka bahwa sahabatku itu telah move on dariku.

Ketika memulai hubungan kami dulu, bertahun-tahun lalu, pendekatan yang kubawa hanyalah eksplorasi dan eksperimental. Mutia menembakku, meminta aku jadi pacarnya dan setelah menimbang, aku setuju. Aku ingin agar persahabatan empat sekawan terus terjalin, bahkan jika harus mengencani Mutia. Dia gadis yang baik, penyayang, dan cerdas. Sama sekali tidak memiliki kekurangan, selain mungkin sifatnya yang terlalu naif.

Aku bertanya-tanya hukuman seperti apa yang akan kuterima kelak karena menganggap enteng cinta yang dipersembahkan oleh orang baik seperti Mutia untukku.

Karma itu hadir dalam wujud bocah umur 14 tahun, berkawat gigi dan berkacamata yang menumpang angin topan, memporak-porandakan segala akal sehat yang kumiliki.

Sejak kehadiran Ega, tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa menyamainya. Hanya Ega, Ega dan Ega yang ada di dalam benakku, siang dan malam. Aku tak bisa berkonsentrasi jika ada adik kecilku yang manis, tak mawas diri, mendekatiku dengan hatinya yang seluas samudera, cinta kasihnya yang tak terbatas untukku dan keluarga kami. Bagaimana bisa berkonsentrasi kalau tubuhku yang seperti memiliki pikiran sendiri itu selalu tegang, tegak berdiri hanya karena kami berdekatan.

Hormat dan sayangku pada Mutia yang sudah kuanggap seperti saudara sendiri, membuatku tak tega merusaknya, melampiaskan hasrat yang bukan ditujukan untuknya.

Segala pikiran jahat dan kotorku untuk Ega membuatku takut, bahkan hanya untuk berada berdua di kamarku. Karena berkali-kali tanganku serasa ingin bergerak sendiri, memereteli pakaiannya, menjambak rambutnya, menindih tubuh kecilnya di atas tempat tidurku, melampiaskan segala binatang di dalam diriku yang mendambanya. Bocah umur empat belas tahun, yang melihatku seperti sosok teladan, kakak yang ia banggakan dan hormati... Mengapa aku justru ingin mengoyak dan mencabik-cabiknya, menikmatinya seperti kelinci buruan? Kakak macam apa aku ini?

Menjauh dari Mutia dan berkencan dengan banyak gadis yang berbeda kukira bisa menjadi jawabannya kala itu. Tapi aku tak menyangka bahwa deretan perempuan yang kukencani itu hanya imitasi yang kupakai demi mengisi bayangannya yang paling kuimpikan.

[Tamat] False Idol, A Stepbrother Dark Romance (Season 1)Where stories live. Discover now