Bab 68

4.1K 434 24
                                    

Egalita

Ketukan palu hakim terdengar final, aku mengamati kakak berdiri digiring oleh petugas keluar lewat pintu samping. Ketika hampir mencapai ujung pintu, kakak menoleh sekilas ke arah kami, keluarganya yang kini duduk lemas mendengar putusan bersalah itu. Pengacara menjelaskan panjang lebar pada Om Henri dan keluarga kami mengenai hasil itu dan kemungkinan menang yang hanya tipis jika kami memutuskan banding.

Setelah berunding dan bolak-balik berbicara dengan Theo di tahanan akhirnya diputuskan kalau pihak keluarga dan terdakwa akan menerima keputusan itu. Aku menatap iri ketika Abel keluar bersama pengacara, setelah membesuk kakak tiriku. Sejak ditahan pertama kali hingga sesudahnya, ia tidak pernah mengizinkan aku untuk datang menemui kakak di dalam. Anehnya ia sama sekali tidak masalah menerima Abel, Dina, papanya dan bahkan ibuku yang datang membesuk, tapi Theo menolak mentah-mentah ketika aku juga meminta bertemu.

Air mataku menggenang, langkahku gontai. Sore menjelang malam itu aku membuntuti keluargaku pulang ke rumah kami tanpa daya.

Sepeninggal Theo, suasana di rumah anehnya tidak jauh berbeda. Ketiadaan kakak jelas membuat rumah kami makin terasa sepi, tetapi sebelum ini Theo juga sering bepergian karena urusan bisnis. Karena itu, ketika pasangnya telah surut, kami bisa berpura-pura kalau Theo hanya sedang melakukan perjalanan bisnis yang lama. Suatu saat ia akan kembali. Pengetahuan inilah yang menguatkanku juga adik-adikku.

Menatap wajah kosong Abel dan mata sembab Dina, aku terus didera oleh rasa bersalah. Adik kembarku mungkin tidak mengerti detailnya, tapi aku tahu apa yang sebenarnya terjadi. Perbuatan brutal di luar nalar itu dilakukan Theo karena aku. Kalau saja tidak ada yang mengganggu pikirannya, bukan tidak mungkin Theo kini tak perlu menghadapi semua permasalahan hukum dan justru bisa mencapai puncak potensinya sebagai mahasiswa jenius berprestasi. Semua karena aku yang gagal menjalankan tugasku sebagai adik yang baik untuknya, menjadi kakak yang baik untuk Dina dan Abel. Bukan hanya dipenjara, Theo juga kehilangan proyek dan mesti dikeluarkan dari kampus.

From hero to zero...

Hatiku sakit melihat kakak tiriku yang sebelum ini menjulang kokoh, lebih tinggi dari Gunung Everest sekalipun, dalam semalam berubah menjadi pesakitan.

Semua ini gara-gara aku...

Sulit untuk tidak menyalahkan diri sendiri. Kalau saja malam itu aku menuruti perintahnya dan menjauhi Kak Galih... Kalau saja malam itu aku diam dan menunggunya di kamar seperti yang seharusnya...

Kalau saja...

Untungnya rasa bersalah itu mewujud ke dalam produktivitasku yang meningkat. Aku menenggelamkan diri dalam tugas-tugasku sebagai kakak yang mesti mengambil alih tanggung jawab sepeninggal Theo. Segala urusan domestik keluarga kami, keuangan yang berhubungan dengan urusan rumah tangga, perawatan Tante Firda hingga sekolah adik-adikku. Nilai-nilai sekolahku terlalu jatuh untuk bisa dikatrol naik lagi, tapi setidaknya aku telah kembali ke jalur yang benar dan bisa memastikan kalau aku akan lulus dengan nilai rata-rata.

Hubunganku dengan Valdy kembali menghangat, hanya saja tidak akan pernah sama lagi seperti dulu. Meskipun aku cukup menikmati persahabatanku dengan teman-teman baru, tapi sesekali aku tetap bergaul bersama Valdy dan melibatkannya dalam kegiatan kami. Setelah mencoba beberapa kali, aku mendapati bahwa mereka tidak terlalu cocok dan akibatnya aku menyerah mencoba memasukkan Valdy ke dalam lingkup pergaulanku yang baru dan memilih menghabiskan waktuku bersama mereka secara terpisah.

Lagipula aku terlalu sibuk dengan urusan rumah tangga, persiapan ujian kelulusan dan terapi. Kadang aku akan memandang iri ketika tanpa sengaja melewati ruang klub debat, mendapati Valdy dan Nichole yang sibuk melatih adik-adik kelas kami dan bahkan sesekali mempersiapkan diri mereka untuk mengikuti perlombaan. Valdy dan Nichole kini juga sering nongkrong bersama. Pada kesempatan tertentu yang tak bisa kuelakkan, kami terpaksa duduk dalam suasana canggung. Kadang ketika aku sedang ingin dikasihani, diam-diam aku akan merasa cemburu pada hubungan keduanya yang makin akrab. Tapi kalau dipikir-pikir, ini semua salahku sendiri yang membuat jarak di antara kami. Sudah menjadi haknya untuk mencari teman baru ketika aku absen dalam hidupnya.

[Tamat] False Idol, A Stepbrother Dark Romance (Season 1)Where stories live. Discover now