Bab 52

5.6K 499 113
                                    

DARK DARK, Yang puasa tolong bacanya habis buka aja.

+++++

Theo

Tungkai Egalita membelit pinggangku, selagi bagian tubuh kami yang paling sensitif, terasa pas menyatu. Terus berupaya mendorong seluruh hasratku keluar, kudesak tubuh Ega hingga punggungnya terus menumbuk pintu. Wajahnya menggairahkan, terpejam seperti kesakitan, meski aku tahu pasti bahwa hanya kenikmatan yang kini ia rasakan. Lengannya pasrah terkalung, seolah menyerahkan seluruh hidup dan matinya padaku. Bahkan jika bibirnya tidak mau mengaku, tubuhnya... tubuhnya pasti tahu kalau akulah pemiliknya. Untuk membuktikan ini, aku sengaja memelankan ritmeku, membuat matanya perlahan terbuka, berkaca-kaca oleh uap panas napas kami berdua. Memohon dan mendamba murah-hatiku, meski tanpa kata-kata. Sementara saling memandang, wajah kami begitu dekat, pinggul bawah kami terus saling menyepak.

Apakah dia juga merasakan apa yang kini kurasakan?

Putus asa, kulumat lagi bibir Ega, kuberikan apa yang paling ia inginkan kini. Gerakan kami tak lagi teratur, lajuku kian cepat. Bisa apa lagi, kalau kelembutannya kini mengunci milikku begitu rekat, basah dan hangat. Bisa apa aku?

"Gadis nakal," geramku, membenamkan gigiku ke pundaknya. "Membuatku selalu ingin ada di dalam tubuhmu... Ini kan yang kamu mau? Hm?"

"K-kak... cep-cepetan..." rintih Ega, lagi-lagi mengetatkan miliknya, seolah ingin memerah tubuhku hingga habis kosong. "Takut ada... uh... yang lihat."

Seketika darahku berdesir. Hatiku terasa merah karena marah, tak suka mendengarnya masih sanggup memikirkan soal siapa kami dan di mana kami berada, padahal aku sudah tenggelam jauh ke dalam hasrat. Kukerahkan seluruh kontrol diriku dan berhenti bergerak, meskipun rasanya mau meledak.

++++++

DARK HANYA BISA LEWAT FAST ACCESS

DM AKU DI INSTAGRAM: SHOOASTRIF

HARGA FASTACCESS NAIK PER 1 MEI JADI 80K

++++++

Tiba-tiba suara cakap-cakap asing terdengar dari jendela, buru-buru aku menunduk, menyembunyikan tubuh kami di balik tembok dari pandangan mereka melalui jendela. Mata Ega terlihat membulat ketakutan, sementara aku sudah dekat, terlalu dekat... tak bisa berhenti atau aku bakal mati. Tanganku membekap mulut Ega, sebelah kakiku mendaki meja. Hanya dalam beberapa hentakan saja, aku meledak berkeping-keping di dalam tubuh adik tiriku. Puncaknya begitu dahsyat, pinggangku terus menyodoknya bahkan ketika sudah beberapa kali tersembur keluar. Lenguhannya tertelan oleh telapak tanganku, sementara aku mati-matian mengendalikan diri untuk tidak menggeram terlalu keras.

Suara bercakap-cakap itu melintas dan berlalu, kian menjauh lalu hilang di koridor. Sisa-sisa orgasmeku masih terasa, kepalaku kini terasa kosong.

Entah berapa lama, akhirnya aku bangkit dan mendapati tubuh adik tiriku terkapar lemas. Bajunya kusut, beberapa jahitannya robek. Celana dalamnya tersingkap ke samping, sedikit koyak dan berantakan karena maniku yang terus meleleh keluar.

Wah... Siapa suruh kamu begitu seksi untukku?

***

Biasanya jarang sekali mau datang ke rumah, hari ini Tante Rhea memberkati keluarga kami dengan kehadirannya. Ada papa di rumah, mereka berdua terlihat rukun seperti pasangan normal, menghabiskan waktu makan malam. Namun rupanya suasana rukun itu tidak berlangsung lama.

Menerima tempat nasi, aku mengambilkan dua centong nasi penuh ke piring Ega, baru mengisi piringku sendiri. Decak kepedaran Tante Rhea terdengar, ketika aku mendongak, kudapati ia menggeleng tak suka ke arahku.

[Tamat] False Idol, A Stepbrother Dark Romance (Season 1)Where stories live. Discover now