Bab 18

11.9K 1K 68
                                    

Egalita

Pagi itu aku bangun dengan sedikit rasa lelah yang masih menggelayuti pikiran dan tubuhku meskipun malamnya tidur cukup lelap. Pertama-tama karena ruangan yang kutempati itu lain dari biasanya dan ini pertama kalinya aku tidur sendiri di kamar yang masih asing. Mungkin alam bawah sadarku yang tidak terlalu merasa aman dengan villa ini yang menurut gosip dan candaan Anna dan Yanis semalam ada hantunya.

Alasan kedua, serta merta setelah aku membuka mata, memoriku langsung melayang kembali pada percakapan yang tidak seharusnya aku dengar semalam antara Theo dan Galih. Beberapa lama aku berbaring dengan mata dan pikiran nyalang. Di sebelah kiri dan kananku ada Dina dan Mutia yang masing-masing memeluk guling dan masih tertidur lelap.

Perlahan aku bangkit, berhati-hati agar tidak membangunkan keduanya. Di kamar mandi, aku mencuci muka, menyikat gigi, pipis lalu mandi. Mengganti bajuku dengan celana jeans putih dan kaus warna biru langit yang perpaduannya selalu membuatku merasa lebih baik seperti apapun suasana hatiku hari itu ketika memakainya. Selesai berganti berpakaian, baru Mutia yang bangun, gantian masuk ke kamar mandi setelah kami saling menyapa sambil lalu.

Entah mengapa suasana menjelang tahun baru ini terasa sedikit suram, atau mungkin karena memang hari masih terlalu pagi.

Keluar kamar, aku menuju ke dapur lalu mulai menyiapkan sarapan untuk orang-orang, tahu bahwa sebagian dari mereka mungkin banyak yang bangun agak siang. Sudah dipak oleh kami kemarin, bahan makanan seperti roti tawar, selai, mentega, juga buah-buahan, karton-karton berisi susu dan jus yang sudah diamankan di dalam kulkas.

Aku mengeluarkan roti bakar, mulai menyiapkan penggorengan yang sudah tersedia di dapur villa itu sebagai bagian dari fasilitas yang mereka sediakan untuk para penyewa. Kalau ada satu-satunya menu makanan yang Rhea Manar paling ahli memasaknya, maka itu membuat french toast dan roti bakar ala abang-abang penjual susu segar. Ia mengajariku sejak dini hingga kini telah mahir membuat roti bakar ala Indonesia maupun Perancis.

Aku bersyukur bangun pagi dan memulai aktivitas pagiku seperti ini, karena terbukti bisa membantu mengalihkan perhatian dari pikiran yang inginnya terbang ke mana-mana. Ingin menganalisa lagi dan lagi, mengapa Galih bersikap seperti ia bersikap semalam dan mengapa Theo bereaksi seperti ia bereaksi di depan Galih.

Setidaknya tanganku kini sibuk, mengocok telur, menyiapkan gula pasir, butter, satu demi satu roti bakar bertumpuk di satu piring, lalu french toast di piring satunya lagi. Masih ada waktu, aku menjumpai villa ini juga memiliki blender buah di sudut konter. Setelah dicuci bersih, aku memakainya untuk membuat smoothie pisang stroberi. Aku membiarkannya tertutup di dalam porong dan memasukkannya ke dalam kulkas. Kegiatan dan latihan Abel yang cukup keras menyebabkannya memerlukan banyak protein. Hampir setiap pagi aku membuatkannya protein shake, dan pagi ini pun tidak jauh berbeda. Sebagian milkshake yang kusisihkan, diblender lagi dengan beberapa sendok susu protein khusus atlet milik Abel. Kali ini aku memasukkannya ke dalam botol khusus milik Abel dan menyimpannya ke dalam kulkas.

Baru jam setengah delapan pagi, masih belum ada tanda-tanda ada orang lain bangun, aku meletakkan dan menata sarapannya ke atas meja, lalu menyelinap masuk ke dalam kamar dan mendapati Mutia kembali tidur bersama Dina. Tanpa suara, aku membuka tas ranselku dan mengeluarkan pakaian renang two piece yang sengaja aku kemas dari rumah. Potongannya feminin namun tidak terlalu seksi, lagipula melirik ke arah cermin dan mendapati dadaku yang tidak ada apa-apanya dibandingkan cewek betulan, rasanya tidak ada yang perlu membuatku merasa rikuh. Kalau aku ingin berenang tanpa gangguan, maka inilah saatnya. Semua orang masih tidur, waktunya sudah tepat.

Keluar sambil membawa handuk dan kacamata renang, aku berjalan menuju kolam yang airnya jernih dan berombak karena beberapa helai daun yang jatuh mengayun ke sana kemari didorong oleh angin.

[Tamat] False Idol, A Stepbrother Dark Romance (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang