TIPS MENULIS #75: STRUKTUR CERITA SAVE THE CAT

1.2K 96 20
                                    

Struktur cerita itu penting untuk membuat cerita. Ibaratnya seperti kerangka dalam sebuah desain rumah. Jika kamu tidak bisa membuat struktur cerita, kamu tidak bisa membuat cerita. Yap. Ceritamu harus memiliki stukutur karena jika tidak, ceritamu akan berupa karakter yang menjalani khidupannya sehari-hari tanpa adanya konflik dan tujuan. Itu membosankan!

Struktur cerita favoritku adalah Three Act Structure (yang paling mudah), The Hero's Journey (kalau lagi pengin tantangan) dan Save The Cat! (yang paling sering digunakan karena poin demi poinnya jelas).

Struktur cerita Save The Cat adalah salah satu struktur cerita yang paling sering digunakan. Sebenarnya apa itu struktur Save The Cat?

Save The Cat  The Last Book on Screenwriting that you'll ever need adalah sebuah buku yang ditulis oleh Blake Snyder untuk membantu penulis naskah membuat film.

Save The Cat  The Last Book on Screenwriting that you'll ever need adalah sebuah buku yang ditulis oleh Blake Snyder untuk membantu penulis naskah membuat film

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di dalam buku ini, terdapat sebuah struktur cerita yang dikenal sebagai struktur Save The Cat.

Apakah bisa digunakan untuk novel?

Tentu saja bisa!

Ada 15 poin dalam struktur ini:

1. Opening Image (1%)

Ketika mencapai satu persen dalam ceritamu, ini dinamakan opening image. Ini adalah kesan pertama dalam ceritamu, biasanya berada di prolog atau awal bab pertama. Tentukan mood-nya, tentukan nadanya dan opening image dengan final image harus berbeda - seperti siang dan malam.

Jika kamu menulis cerita horror, darah, korban atau hujan petir di malam hari adalah awal yang baik untuk memulai cerita. Jika menulis drama romantis - pelukan terakhir, ciuman terakhir, bisa dijadikan pilihan.

2. Theme Stated (5%)

Sekitar lima persen dari ceritamu, salah satu karakter (biasanya bukan karakter utama) akan menanyakan atau membuat statement kepada karakter utama - itu adalah tema ceritanya.

Contoh:

"Amit-amit! Enggak mungkin lah aku jatuh cinta sama dia!"

"Hus, ati-ati loh, nanti malah cinta beneran!"

atau:

"Aku enggak akan ikut kompetisi bodoh itu."

"Oh ya? Kita lihat aja nanti."

Intinya, "Hati-hati dengan apa yang kamu minta."

Biasanya ini enggak terlalu kentara, tapi memang ada statement tesebut juga merupakan premis cerita.

3. Set Up (1-10%)

Ini adalah poin penting untuk mendapatkan perhatian pembaca.

Pastikan kamu telah memperkenalkan seluruh karakter pada cerita utama. Perkenalkan juga dunia di sekeliling karakter, setting tempat dan waktu, serta potensi penyelesaian konflik.

Cara Cepat Menjadi Penulis Hebat : TIPS MENULIS [DITERBITKAN]Where stories live. Discover now