TIPS MENULIS #161 : Cara Membangun Feel

347 40 8
                                    

Apakah kamu masih bingung bagaimana cara membangun feel dalam ceritamu?

Bukan hanya penulis baru, penulis lama juga membutuhkan waktu untuk mendapatkan feel dalam ceritanya.

Baik kamu seorang novelis, blogger, atau penulis cerita pendek, membangkitkan emosi pembacamu dapat membuat mereka merasa lebih tertarik pada karaktermu dan cerita secara keseluruhan.

Beberapa poin untuk membangun feel, kamu harus memperhatikan :

1. Setting tempat

Deskripsikan menggunakan indra peraba, perasa, penglihatan sehingga seolah-olah pembaca ada di sana untuk merasakannya juga.

Bayangan menggunakan simbol dan pemandangan. Aku sarankan kamu melakukan ini dengan sentuhan yang sangat ringan. Saat cerita berakhir, pembaca mungkin tidak menyadari bahwa kamu  telah melakukannya.

2. Pembaca harus bersimpati pada karakter

Buat pembaca menyukai karakter. Ketika kamu menulis pun kamu harus sudah bersimpati pada karaktermu. Jadi kamu akan merasa ingin mendukungnya dan atau ikut ingin menangis jika dia sedih.

Ingatlah selalu emosi yang ingin kamu ciptakan saat menulis tentang mereka. Rencanakan jalan mereka. Bangun harapan dan ekspektasi mereka sehingga kamu bisa memenuhi atau menghancurkannya di akhir. Gunakan bahasa tubuh untuk menunjukkan bagaimana karakter berubah.

Pilih nama untuk karakter dan tempat yang mencerminkan emosi. Kamu bisa menjadi jelas atau halus ketika kamu melakukan ini. Ironisnya, kamu juga bisa menggunakan ini. Buat karakter kaya bernama Charity yang tidak percaya memberikan apa pun.

Pilih sudut pandang yang membuat perasaan tetap fokus atau tidak fokus. Memanipulasi pembaca dengan apa yang kamu lakukan dan tidak memberi tahu mereka. Narator yang tidak dapat diandalkan bisa menjadi alat yang bagus jika kamu ingin pembaca merasa terkejut atau dikhianati di akhir buku.

3. Plot yang memuntir

Misalnya kamu berusaha untuk mengarahkan cerita ke suatu titik, tetapi malah berubah ke arah yang lain. Itu biasanya melibatkan emosi.

Baris pertama mengatur nada untuk bukumu. Mereka memungkinkan pembaca untuk membuat gambaran tentang cerita yang akan datang dalam pikiran mereka. Akhiran kamu harus menggemakan nada dan gambar yang kamu lukis. Itu mungkin telah berubah secara jelas atau halus. Gunakan kata-kata, suasana hati, dan indra untuk membangkitkan emosi yang ingin kamu ciptakan.

4. Jadilah spesifik dengan pilihan kata.

Saat menulis novel pertama kamu, mudah jatuh ke klise saat menulis emosi. Bahkan penulis terlaris pun bisa jatuh ke dalam perangkap ini. Berapa kali kamu membaca ungkapan "satu air mata jatuh di pipinya" atau "jantungnya berdetak kencang"? Klise ini adalah cara umum untuk menunjukkan emosi yang hampir tidak berarti.

Saat menggambarkan emosi karakter, sespesifik mungkin dalam pilihan kata dan bahasa tubuhmu. Telusuri draf pertama kamu sendiri atau dengan pelatih menulis dan hilangkan frasa atau deskripsi yang dirasa terlalu sering digunakan.

Sekali lagi, lakukan ini dengan hemat. Kata atau frasa yang dipilih dengan baik dapat bergema di seluruh bab dan terus hidup di benak pembaca. Seorang karakter mungkin mengatakan sesuatu yang tampaknya tidak berbahaya, tetapi berdampak besar di kemudian hari.

5. Pastikan pembaca mengidentifikasi dengan protagonis

Pembaca mengalami emosi melalui mata karakter. Itulah mengapa penting bagi protagonis atau karakter utama kamu untuk dapat diterima dan bersimpati. Semakin banyak pembaca yang berinvestasi dalam pengembangan karakter, cerita latar, dan titik plot yang melibatkan protagonis, semakin mereka dapat mengidentifikasi dengan pengalaman emosional mereka sendiri. Itu sebabnya menulis adegan emosional besar kamu di halaman satu tidak seefektif menunggu klimaks—pembaca membutuhkan waktu untuk membangun hubungan dengan karakter utama.

Cara Cepat Menjadi Penulis Hebat : TIPS MENULIS [DITERBITKAN]Where stories live. Discover now