TIPS MENULIS #110 : Menggunakan Majas dalam Penulisan

468 51 6
                                    

Hai! Kamu ingin menambah nilai untuk tulisanmu? Ini solusinya!

Gunakan majas!

Jadi, beberapa hari yang lalu aku mendengar lagu Jepang judulnya "Racing into the Night".

Kurang lebih lagu itu menceritakan seorang pria yang berusaha menolong seorang gadis yang jatuh cinta pada grim atau pencabut nyawa, gadis ini selalu berusaha untuk bunuh diri, tapi selalu diselamatkan oleh si pria. Sampai akhirnya si pria ini malah jatuh cinta sama si gadis... lambat laun, malah si pria ikut-ikutan jatuh cinta sama pencabut nyawa dan dua-duanya bunuh diri dengan meloncat dari gedung tinggi. Namun, ketika sudah jatuh ke tanah, hanya pria ini yang mati, si gadis ini malah tersenyum....

Kesimpulannya ternyata si gadis ini hanyalah personifikasi dari keinginan pria itu untuk bunuh diri dari awal.

Betapa jeniusnya penulis lagu itu kan?

Aku jadi kepikiran untuk membuat tulisan ini.

Sebuah cerita memang lebih keren apabila menggunakan majas.

Sebenarnya apa itu majas?

Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup.

Dengan demikian, majas bisa juga dikatakan sebagai bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat. Tujuannya yaitu untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis.

Apa aja jenis majas?

1. Majas perbandingan

a. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.

Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

b. Alusio: Mengungkapkan suatu hal dengan kiasan yang memiliki kesamaan dengan yang telah terjadi sebelumnya.

Contoh: Megawati berhasil menjadi Kartini modern karena menjadi presiden wanita pertama di Indonesia.

c. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, umpama, ibarat, dll.

Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.

d. Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.

Contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri. Totok itu seperti ananta.

e. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.

f. Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.

Contoh: Dengan telaten, Ibu mengendus setiap mangga dalam keranjang dan memilih yang berbau manis. (Bau: indera penciuman, Manis: indera pengecapan)

g. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.

h. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.

Cara Cepat Menjadi Penulis Hebat : TIPS MENULIS [DITERBITKAN]Where stories live. Discover now