TIPS MENULIS #34 : Show Don't Tell

2.5K 232 28
                                    

Hello-dello!

Kamu pasti sudah sering mendengar teknik Show Don't Tell. Dalam storytelling, show don't tell memang lebih populer dibanding tell don't show. Itu sebabnya, show don't tell dianggap superior.

Untuk kamu yang bingung, aku akan kasih sedikit contoh show don't tell :

Sinar bulan pucat memantul di sungai. Semilir angin membelai lembut kulitnya. Pria itu berjalan menunduk, menghindari dedaunan kering yang menerpa wajahnya.

Sementara jika kita menggunakan tell don't show maka seperti ini :

Seorang pria berjalan malam-malam di pinggir sungai.

Untuk menerapkan teknik show don't tell intinya kamu harus menunjukkan apa yang terjadi. Gunakan kelima indramu dan biarkan pembaca berimajinasi dari kata-kata yang kamu deskripsikan.

Don't tell the cow can sing. Bring the cow out and let it sings!

Namun, sebenarnya teknik ini tidak selalu digunakan. Ada saat-saat tertentu kita memakai teknik show don't tell dan teknik tell don't show. Lalu kapan waktu yang tepat menggunakan teknik show don't tell?

1. Deskripsi Karakter Utama

Ini penting. Kita ingin pembaca melihat apa yang ada di pikiran kita. Seperti apa rupa karakter utama kita.

Namun, harus hati-hati juga. Jangan mendeskripsikan seluruh karakter yang ada dalam novelmu. Jika dia hanya muncul sekali dua kali dan perannya sangat tidak penting dalam cerita, lebih baik kamu tidak usah mendeskripsikannya secara detail.

Misalnya, dalam ceritamu ada seorang satpam di rumah pemeran utama. Dia hanya muncul dalam beberapa bab untuk membuka pintu gerbang.

Maka kamu cukup menulis :

Satpam berkepala plontos.

Tidak usah :

Satpam berkepala plontos, berkumis, dahi lebar, dll.

Ingat, kamu tidak perlu menambahkan sesuatu yang tidak penting dalam ceritamu. Itu hanya akan membuat pembaca bosan dan meninggalkan ceritamu.

Show don't tell untuk deskripsi karakter penting untuk karakter utama, love interest atau karakter-karakter yang berkontribusi dalam plot.

Misalnya kamu menulis cerita horor, pembunuhan, dan satpam karakter utamamu itu menjadi orang yang patut untuk dicurigai, baru kamu bisa mendeskripsikan karakternya lebih detail seperti apa.

2. Emosi Karakter

Kamu tidak bisa menulis : dia marah, dia sedih, dia kecewa.

Pembaca tidak akan peduli pada karaktermu.

Cobalah untuk deskripsikan seperti apa rupa dia ketika dia marah, sedih, atau kecewa.

Dahinya mengerut, tangannya mengepal, giginya menggertak, keringat menetes ketika matanya menyipit, dll.

Begitu juga dengan jatuh cinta. Jika jatuh cinta itu penting dalam plotmu, kamu harus mendeskripsikannya secara gamblang.

Tips untuk melakukan ini : Jangan lupakan 5 indera. Penciuman, pendengaran, perasa, peraba dan penglihatan.

Plus, gunakan warna, tekstur, dan tampilan (tua/muda, baru/lama) sehingga pembaca lebih bisa membayangkan.

Jantungnya berdegup-degup ketika memeluk Emily di lengannya. Aroma vanila dihirupnya kuat-kuat dari kepala Emily. Tangannya menggenggam tangan Emily dengan sepenuh hatinya. Jika dia mau, dia bisa mencium bibir lembut merah muda Emily saat ini juga.

Cara Cepat Menjadi Penulis Hebat : TIPS MENULIS [DITERBITKAN]Onde histórias criam vida. Descubra agora