TIPS MENULIS #22 : Dialog & Suara Karakter

4.3K 406 36
                                    

Kesulitan dalam menulis dialog?

Sama. Aku juga pernah mengalaminya. Menulis dialog adalah bagian terfavorit aku. Meskipun kenyataannya aku juga pernah mengalami kesulitan saat menulisnya. Nah, ketika aku mengalami kesulitan dalam menulis dialog, aku kembali mengingat tips-tips berikut ini :

1. Sifat Karakter

Kadang kita lupa bahwa ketika menulis dialog, harusnya kita menjadi karakter dalam cerita kita. Maka ingatlah sifat karaktermu. Seseorang akan mengatakan sesuatu berdasarkan sifatnya. Apakah dia pemarah? Penyabar? Emosional? Pemberontak? Atau cuek?

Karaker yang berbeda akan menciptakan suara yang berbeda juga.

Misalnya karakter dalam ceritamu memiliki sifat yang sombong. Orang sombong biasanya suka membanggakan diri sendiri, merasa paling hebat, tidak mau mendengarkan orang lain, tidak pernah merasa salah, dan tidak mau minta maaf. Maka kata-kata yang keluar darinya biasanya berupa keangkuhan bahkan suka memotong lawan bicaranya. Jika sifat karaktermu adalah pemalu, maka biasanya dia sedikit bicara.

2. Latar Belakang Karakter

Ini juga penting dan membantu sekali ketika aku buntu menulis dialog.

Yang harus diingat adalah :

Setting tahun berapa?

Tentu saja dialog di setting tahun 1850 berbeda dengan setting tahun 2020.

Menurutmu orang di tahun 1850 mengerti apa itu lebay atau alay atau bucin?

Dan gak semua anak milenial menggunakan kata martabat dalam bahasa sehari-hari. Daripada menulis martabat dalam dialog anak milenial – yang mana akan terdengar aneh – kamu bisa menggantinya dengan : harga diri.

Berapa usia karaktermu?

Kata-kata karakter yang berusia 50 tahun tentu akan berbeda dengan kata-kata yang diucapkan oleh karakter yang berusia 15 tahun. Karakter yang berusia 50 tahun atau lebih biasanya menggunakan kata baku dan kata-katanya lebih "berat" sementara untuk karakter yang berusia 15 tahun cenderung menggunakan singkatan, slang dan bahasa gaul.

Di mana karaktermu tinggal?

Biasanya orang yang tinggal di desa dengan orang yang tinggal di kota memiliki perbedaan bahasa dan aksen.

Apa pendidikannya?

Orang yang pernah memiliki jenjang pendidikan yang tinggi cenderung memiliki perbendaharaan kata lebih banyak daripada orang yang tidak berpendidikan.

Apakah dia miskin atau kaya?

Kembali lagi, mungkin karena dia miskin dia tidak bisa sekolah jadi perbendaharaan katanya sedikit dan kata-katanya lebih simpel, menggunakan slang atau bahasa gaul di daerahnya.

Sedangkan orang kaya mampu mengenyam pendidikan lebih baik biasanya memiliki perbendaharaan kata lebih banyak dan kata-katanya lebih kompleks. Bahkan biasanya mereka fasih berbicara lebih dari satu bahasa. Kata-kata yang diucapkan juga biasanya berbobot atau kadang berupa rengekan.

Karakter orang miskin biasanya telah mengalami perjuangan hidup yang berat. Jadi mereka lebih menghargai hidup dan bijaksana dalam menyikapi sebuah masalah.

3. Suara Karakter

Setiap orang memiliki suara karakter yang berbeda-beda. Ada yang tebal, tipis, cempreng/nyaring, mendesah, dan kaku. Selain itu kamu juga harus menciptakan ciri khas tiap karakter sehingga pembaca merasa bahwa karakter dalam ceritamu benar-benar hidup. Ciri khas karakter juga bisa mengidentifikasikan karakter tanpa perlu menggunakan dialog tag.

Cara Cepat Menjadi Penulis Hebat : TIPS MENULIS [DITERBITKAN]Where stories live. Discover now