TIPS MENULIS #106 : Menulis Kisah Hidup Sendiri

569 48 32
                                    

Apakah kamu pernah memiliki keinginan untuk menulis kisah hidup sendiri?

Sebelum mulai, sebaiknya kamu jawab pertanyaan ini dulu deh!

1. Apakah kisah hidupmu benar-benar layak untuk ditulis?

2. Apa pesan yang ingin kamu angkat dalam ceritamu?

3. Pada periode waktu yang mana kisahmu ingin diangkat?

Dari sekian banyak konflik yang terjadi dalam hidupmu, kisahmu harus bermuara pada satu plot. Konflik-konflik itu bagaimana pun harus membentuk sebuah plot yang pada akhirnya di bagian terakhir pembaca bisa mengambil sebuah pesan dari kisahmu.

Jadi ini bukan hanya menulis kegiatanmu setiap hari dan satu dua konflik kecil yang tidak berujung pada apa pun. Segalanya harus memiliki tujuan. Itu yang harus diingat.

Apakah kisahmu ingin mengangkat tentang kemiskinan yang pernah kamu alami ketika kecil? Atau tentang bully yang pernah terjadi padamu? Atau konflik keluarga? Hubungan cinta yang dilarang oleh keluarga?

Kisah hidup setiap orang unik dan berbeda-beda, tapi juga panjang! Tidak mungkin kan harus diceritakan semua?

Simpel, itu kuncinya. Jangan gunakan terlalu banyak karakter dan berikan pesan yang sederhana, tetapi mampu berkesan pada semua orang. Buatlah orang lain merasa kisahmu sama dengan kisah hidup mereka dari sisi mana pun.

Hal-hal yang bisa membuat orang terhubung adalah cinta terlarang, cinta dengan idola, cinta bertepuk sebelah tangan, cinta dalam hati, jatuh cinta dengan sahabat, jadi selingkuhan, mengejar mimpi, kematian orang tersayang, kematian mimpi, bully, kemiskinan, kegagalan dalam mengejar mimpi, dikejar hutang, obsesi, dll.

Kalau kamu bersungguh-sungguh ingin menulis kisah hidupmu sendiri, ini dia tips untukmu!

1. Tentukan apakah akan menjadi Fiksi atau Non Fiksi

Apakah kamu akan menggunakan nama asli atau samaran? Semua ada konsekuensinya, tapi seharusnya tidak berpengaruh pada gaya penulisanmu. Lebih detailnya lagi adalah masalah plot.

Jika kamu memutuskan untuk menulis Fiksi kamu bisa menggunakan nama asli atau samaran tidak ada bedanya. Perbedaannya adalah di plot.

Dalam Fiksi, kamu bisa menambahkan konflik-konflik imajinasi (yang sebenarnya tidak pernah terjadi di hidup nyatamu). Kamu juga bisa menambahkan karakter dan membelokkan jalan cerita asli menjadi sesuai bayanganmu.

Dalam Non Fiksi, semuanya harus sesuai dengan kisah nyatamu. Misalnya kamu ingin menulis tentang perjuanganmu meraih mimpi menjadi penulis nih, kisahmu dimulai dari kamu bayi, sampai SD, SMP, SMA, semua harus sesuai dengan kenyataan seperti namamu, nama orang tuamu, temanmu (karena mungkin dia penting dalam cerita), mentormu dan semua hal yang terjadi harus seperti di dunia nyata. Dalam buku ini disebut Autobiografi (karena kamu yang menulis kisahmu sendiri, kalau dituliskan oleh orang lain disebut biografi). Dalam film disebut dokumenter.

2. Tentukan Periode Waktu

Tidak mungkin dong menulis semua yang terjadi dalam hidupmu? Memangnya siapa yang mau baca selain kamu? Kucingmu saja mungkin gak mau! wkwkwkw

Ambil beberapa peristiwa penting yang berkesan, memberikan perubahan, atau yang merupakan titik balik dalam hidupmu. Misalnya masuk sekolah menulis (yang mendukung ceritamu misal mengejar mimpi menjadi penulis).

Kalau misalnya aku ingin jadi penulis, tapi aku pernah ikut karate apakah boleh dimasukin juga?

Jika di tengah kelas karate itu menginspirasimu menulis sebuah cerita yang menjadi kunci suksesnya karirmu, TULIS! Jika kelas karatemu membuatmu bertemu dengan calon suamimu yang memberimu semangat dalam pasang surutnya perjuanganmu menjadi penulis, TULIS! Tapi jika kelas karatemu tidak berkontribusi pada apa pun, TINGGALKAN!

Cara Cepat Menjadi Penulis Hebat : TIPS MENULIS [DITERBITKAN]Where stories live. Discover now