19 - deketin boleh, ganggu jangan

5.9K 778 27
                                    


Setelah mengahabiskan waktu di dalam kantin, kini Zena dan yang lainnya duduk di bangku yang ada di luar kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengahabiskan waktu di dalam kantin, kini Zena dan yang lainnya duduk di bangku yang ada di luar kantin. Terkecuali Daffa yang entah di mana sekarang. Mereka bertiga hanya duduk dengan kesibukan masing-masing. Gabrian sibuk dengan ponselnya, Zena sibuk memandang ke dalam kantin, sementara Rudy rasanya ingin mati saja karena tak ada percakapan di antara mereka.

"Tumben tiba-tiba nongkrong di luar sini," kata Rudy. "Biasanya juga di sini dulu baru di dalem. Kebalik sekarang?"

Zena mendengkus. Dia menoleh ke dalam kantin di mana masih banyak murid di dalam sana. "Emang kenapa? Pikir aja apa yang bakalan gue lakuin setelah ini."

Gabrian yang tadinya sibuk berkirim pesan dengan Gayatri tiba-tiba mengangkat wajahnya. Matanya menyipit, bingung dengan kelakuan aneh temannya itu. "Lusi lagi? Mau ngerjain lagi? Lama-lama lo jadi keterlaluan sama dia."

"Keterlaluan demi ngedekatin dia nggak apa-apa, kan?" Zena menatap Gabrian dengan senyum miring. "Lagian ngapain lo yang jadi sensi? "

Gabrian mengangkat alis. Bibirnya sedikit terbuka seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi kembali tertutup rapat. Zena yang menyadari itu menunggu Gabrian untuk berbicara, tetapi teralihkan oleh suara Rudy yang tiba-tiba menyahut.

"Bentar, bentar...." Rudy mengangkat tangannya ke hadapan Zena. "Gue masih penasaran soal gosip lo yang katanya gandengan tangan sama Lusi."

"Itu urusan lain lagi. Nggak usah berisik," balas Zena tepat saat dia berdiri setelah menyadari beberapa murid Adi Bakti mulai keluar dari sana karena bel.

***

Lusi segera melangkah mengikuti Gayatri dan Hera yang berjalan cepat di depannya menuju pintu kantin. Saat tak lama lagi dia melewatinya, tiba-tiba saja Zena muncul di sana, membuat langkahnya mendadak berhenti. Sementara Gayatri dan Hera sudah tak terlihat lagi.

Menyadari orang-orang di sekitarnya mulai memperhatikan, Lusi mencoba untuk terlihat biasa saja. Dia berharap Zena tak akan lagi melakukan sesuatu hal yang aneh-aneh. Lusi menundukkan pandangannya sambil memeluk buku di tangan. Pikirannya terasa kosong saat tak lama lagi melewati pintu di mana Zena berdiri.

Lusi mendadak berhenti saat merasakan pergelangan tangannya dipegang. Saat melihat Zena-lah pelakunya, Lusi hanya bisa menatap cowok itu dengan pandangan tak mengerti. Sekarang mereka kembali menjadi pusat perhatian dan Lusi benci itu.

"Lepas!" bisik Lusi.

"Nggak mau," balas Zena, kembali memasang tampang paling menyebalkannya kepada Lusi.

Lusi berusaha menarik tangannya dari Zena meski usaha itu tak membuahkan hasil. Hanya ada sakit di pergelangan tangannya karena genggaman Zena terlalu kuat. Zena menariknya masuk kembali ke kantin itu, menyudutkannya di dinding hingga membuat Lusi tak bisa bergerak dan tak bisa berkata-kata.

DELUSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang