86 - mawar merah

3.4K 477 58
                                    

Zena memasuki toko bunga dan mengambil bunga yang pertama dia lihat. Dia memandang bunga pilihannya. Lagi-lagi bunga mawar yang pertama kali dia lihat. Dia jadi ingat apakah bunga mawar pemberiannya waktu itu benar-benar berakhir di tempat sampah, tidak seperti suratnya yang kembali ke tangannya?

Kalau lo tetep jalan di tempat, emang Lusi mau nerima lo lagi?

Itu adalah kalimat Rama yang tiba-tiba dia ingat. Benar kata Rama. Selama ini dia hanya jalan di tempat tanpa usaha. Rasa tidak pantas setelah apa yang dia perbuat selama ini membuatnya tidak memutuskan untuk segera berusaha mengambil hati Lusi kembali.

"Ada yang bisa saya bantu?" Seorang wanita paruh baya, seumuran Bunda, menghampiri Zena yang masih memegang sebuket bunga.

"Ah." Zena mengangkat bunga di tangannya. "Mungkin, ini...."

"Kamu yakin?" Wanita berambut keriting itu melirik bunga di tangan Zena sekilas, lalu bersuara. "Untuk siapa?"

Zena terdiam sesaat. Hubungan mereka sudah runyam. Bukankah Lusi mengatakan bahwa hubungan mereka sudah berakhir?

"Pacar...," gumam Zena setelah diam cukup lama.

Wanita itu tersenyum sekilas. "Buat pacar, ya?" tanya wanita itu. Wanita itu melirik bunga di tangan Zena lagi, kemudian dia menghela napas panjang. "Mawar merah. Simbol kematian. Orang-orang malah selalu memaknainya dengan keromantisan."

Ah, simbol kematian? Zena tersenyum miris. Mungkin dalam hal ini untuk hubungan mereka yang sudah mati.

"Memangnya, pacar kamu suka bunga?"

Zena tertegun. Untuk satu pertanyaan itu, dia tak tahu jawabannya. Ternyata selama ini dia tak pernah mencari tahu apa lagi yang Lusi suka dan tidak suka.

"Mawarnya jadi? Atau mau lihat yang lain?"

"Kayaknya nggak dulu. Makasih, Bu...."

***

Zena mengetuk pintu rumah Lusi. Dia sudah mengatakan kepada Kirana bahwa dia akan datang dan menyuruh Kirana untuk tidak membuka pintu, kecuali Lusi sendiri. Zena sedang harap-harap cemas sekarang. Suara Lusi terdengar dari tempatnya berdiri. Lusi sedang berbincang dengan Kirana di dalam sana.

Zena berdiri tepat di depan pintu ketika gagang pintu baru saja bergerak turun. Pintu dibuka setengah dan Lusi terkejut melihatnya. Zena menahan tangan Lusi agar tidak pergi.

"Menurut lo, apa yang kemarin-kemarin itu nggak perlu diperjelas lagi?" tanya Zena. Dia melihat Lusi hanya diam bahkan tidak berniat menatapnya. "Atau lo mau duduk bareng gue. Ngobrol dari hati ke hati?"

"Emang perlu?" tanya Lusi pelan.

"Perlu," balas Zena tanpa ragu. "Gue nggak mau kehilangan untuk yang kedua kalinya."

Lusi menunduk.

"Kita berdua bisa kan ngobrolin apa yang terjadi saat kita jauh?" Zena beralih menggenggam Lusi agar tak pergi ke mana-mana. "Kalau lo ngizinin gue untuk kembali masuk ke hidup lo, gue janji, gue nggak akan pernah mengulang kesalahan yang sama."

Lusi tersenyum sedih. Dia menatap Zena sembari menggeleng. "Siapa pun bisa ngomong kayak yang lo bilang barusan."

Perlahan, Lusi melepaskan genggaman Zena. Zena kali ini tak ingin semakin memaksa untuk tetap memegang tangan itu.

"Kalau gitu." Lusi diam sesaat. "Buktiin...."

***

catatan penting untuk dibaca:

Jadii, Seharusnya di sini ada momen Zena berjuang dan menjadi lebih baik, tapi waktu itu jumlah kata FRAGMEN sudah terlalu banyak untuk batasan terbit (karena bakalan mahal kalau banyak halamannya), jadilah langsung dijelasin dikit di epilog (dalam work ini epilog Fragmen adalah part 87).

Dan di Goresan lompat ke masa kuliah mereka (dimulai part 88) dan konflik baru dengan kehadiran seseorang dari masa kecil Lusi secara langsung (eh dari masa Lusi masa masih bentuk sperma ding). Jadi nggak kepikiran untuk bawa kisah Zena-Lusi kesana kemari lagi~ 

Apa yang terjadi sebelum epilog Fragmen?

.

Edit! Tambahan info:

Mengenai catatan di atas, terutama apa yang terjadi sebelum epilog Fragmen?

Sudah aku buatkan cerita dan ada di bagian ekstra part novel Goresan. Hanya bisa pesan di shopee: rxdflowerbooks (judul bukunya Goresan (Deal With A Possessive Boyfriend)tersedia kapan pun dan bisa dipesan langsung bahkan sekarang (selama toko libur tidak diaktifkan dan selama produk di shopee tidak ada keterangan 'habis')

Tapi, bagi yang nggak bisa beli bukunya aku masukin ke karyakarsa sebagai Extended Part 86, harga 10.000

Karyakarsa (platform untuk mendukung kreator seperti penulis). Daftar dan login lewat web https://karyakarsa.com atau download aplikasinya di play store/app store. Cari akun: zhkansas

Cara baca:

thanks for reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

thanks for reading!

love,

northaonie

DELUSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang