97 - sama menyebalkannya

2.9K 469 53
                                    


Satu bulan kemudian tak banyak berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan kemudian tak banyak berubah.

Seperti kata Zena yang masih menganggap namanya adalah Tobias, bahwa dia sekarang sudah tidak punya siapa-siapa. Dia memilih lebih baik bertahan hidup di vila itu sampai mendapatkan titik terang dan memaksa Lusi untuk tetap bersamanya.

Mereka memang memiliki tujuan yang sama, mencari siapa orang-orang di balik kejadian ini. Akan tetapi, mereka juga memilik pendapat yang berbeda. Lusi ingin pergi membawa Zena dan Zena yang ingin tetap berada di vila itu sampai menemukan titik terang.

Lusi kalah. Kalah dari laki-laki keras kepala, kasar, selalu mengancam, dan tak peduli dengan perasaan perempuan.

Namun, mereka tetap bekerjasama. Lusi yang membantu Zena untuk mengingat semua masa lalunya yang belum juga meningkat. Juga Zena yang setiap hari mengelilingi tempat itu untuk mencari tahu sesuatu. Mereka sadar ada yang tidak beres. Orang-orang itu terasa dekat. Beberapa kali kecurigaan Zena bahwa orang-orang itu tidak berada jauh dari mereka terbukti. Namun, dia belum menemukan jawaban sedikit pun.

Lusi baru saja datang untuk melihat apa yang Zena lakukan. Laki-laki itu sedang mencari lauk yang bisa mereka makan. Kulit tubuh Zena semakin cokelat karena banyak menghabiskan waktu di bawah terik matahari dan malam adalah waktu berharga baginya untuk istirahat.

Sama halnya dengan Lusi. Siang hari dia lebih banyak menghabiskan energi untuk berpikir. Menulis kenangan-kenangan lama di antara dia dan Zena untuk dia tulis pada sticky note yang akan dia tempel di setiap sudut rumah. Zena lalu akan mengambilnya jika pulang dan mengumpulkannya di dalam kotak jika lelah untuk membaca.

Terkadang, Lusi heran mengapa hanya ada mereka berdua yang terlihat di sana. Kemudian, Lusi sadar bahwa seseorang yang dia hadapi, siapa pun itu, tidak lah main-main dalam membuat perencanaan.

Dia duduk di kursi yang menghadap langsung ke jendela sekaligus untuk mencari cahaya saat dia menulis. Di meja itu ada berbagai macam bentuk buku juga kertas. Lusi menemukan satu buku kecil berisi nama tempat dan alamat-alamat di mana saja Zena pernah mencuri.

Bukan. Bukan Lusi yang membuat daftar panjang itu, tetapi Zena. Dia mencuri kebutuhan, lalu mencatat tempat dan alamat korbannya. Bahkan beberapa dompet tersimpan rapi di dalam lemari. Berisi kartu nama sampai kartu penduduk. Zena bodo amat dengan kartu-kartu itu dan berpikir bahwa dia sudah punya niat untuk mengembalikan semuanya.

Suatu hari. Entah kapan waktu itu datang.

Lusi menghela napas dan menaruh kepalanya di atas meja. Beberapa kali Zena menemukan kamera tersembunyi, menghancurkannya, tetapi adalagi kamera yang baru. Zena pernah membeli kamera tersembunyi dan memasangnya di tempat yang sama yang sebelumnya menjadi tempat kamera milik orang itu ada. Akan tetapi, Zena dan Lusi tak menemukan jejak apa pun selain kamera itu tiba-tiba tidak rusak.

Bryan tak pernah lagi menelepon. Tak ada lagi jejak yang mereka tinggalkan selain mengenai kamera baru. Lusi tak mengerti apa maksud di balik semua perlakuan mereka.

DELUSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang