94 - dean caldwell daren

3.7K 509 94
                                    

Mr. Dean tersenyum kecil sampai siapa pun yang melihatnya tak akan menyadari itu. "Anak itu mulai menebak-nebak." Ada raut bahagia sekaligus bangga yang muncul di wajahnya yang lebih sering terlihat dingin tanpa ekspresi.

Bryan ikut menatap monitor dan suara kecil dari speaker bisa didengarnya samar-samar. Perempuan itu menyebut papa, lalu menangis. Sampai detik ini lelaki berumur 40 tahun itu tak bisa menebak isi pikiran bosnya.

Bryan bekerja dengan Mr.Dean sudah cukup lama, tetapi baru kali ini dia heran dengan tingkah bosnya itu. Mr. Dean memiliki dua anak perempuan kembar. Lusi dan Luna. Akan tetapi, sejak mereka kecil Mr. Dean hanya selalu menaruh perhatiannya kepada Lusi. Apa pun akan dia lakukan untuk bisa melihat Lusi dan mempermainkan hidup anaknya. Berbeda dengan Luna yang hidupnya sama sekali tak pernah Mr.Dean urusi.

Lusi selalu mendapat masalah dari hal-hal gila yang ada di kepala papanya sendiri.

Mr. Dean, lelaki berambut pirang dengan darah Amerika-Belanda itu sudah berumur 55 tahun. Sebelah kakinya sudah diamputasi akibat kecelakaan kapal lebih dari 7 tahun lalu. Seorang mafia yang menjalankan banyak bisnis ilegal maupun legal. Mr. Dean bukan sekadar mafia, tetapi juga buronan sejak bertahun-tahun yang lalu dan selalu berhasil bersembunyi dibantu oleh orang-orang terlatih.

Sekarang, lelaki paruh baya itu kembali melakukan hal gila. Tidak cukup baginya membuat ide untuk membawa paksa Lusi saat masih kecil dan merebutnya dari Lucy, mamanya. Masa-masa di mana Bryan baru bekerja kepada Mr. Dean dan hanya memikirkan bagaimana dia membawa anak sekecil Lusi menghadap kepada papanya yang terkenal haus akan darah.

Mr. Dean terus mencari Lusi karena kehilangan petunjuk mencari anak perempuan itu. Lelaki itu tak pernah main-main dalam mencari Lusi. Dua anak buahnya pernah mati tertembak langsung di kepala karena membawa berita yang belum pasti benar bahwa Lusi yang saat itu masih berumur 5 tahun sepertinya sudah menghilang entah ke mana. Dua pria itu tewas seketika dengan masing-masing peluru yang menembus kening.

Beberapa hari setelah tewasnya 2 orang itu, Bryan juga ikut hampir mati jika tidak memohon untuk diberi kesempatan lagi karena Lusi berhasil kabur darinya.

Saat Lusi berumur 15 tahun, dia berhasil ditemukan oleh Bryan setelah lama dalam pencarian. Kemudian Bryan kembali ceroboh ketika remaja perempuan yang ikut dalam kapal itu bukanlah Lusi, melainkan Luna. Mr. Dean tidak marah, tetapi lelaki bertangan dingin itu selalu memberi kejutan kepada orang-orang di sekitarnya. Dia mengancam Luna, anaknya sendiri, dengan kata-kata yang tidak pantas untuk segera memberitahukan di mana Luna saat itu.

Mr. Dean tak bisa dibohongi. Dia tahu Lusi atau bukan dengan hanya melihatnya sekilas.

Ide atas kejadian yang terjadi dua tahun belakangan sudah muncul saat mengetahui fakta bahwa Lusi dan anak dari Dewangga, ayah dari Zena, menjalin hubungan khusus.

Mr. Dean tak pernah tak serius dalam bertindak. Biaya yang dikeluarkan lelaki itu sangat besar untuk sampai ke tahap ini. Bahkan Bryan masih tak mengerti maksud lelaki itu melakukan ini semua.

Mr. Dean mengatakan bahwa kali ini adalah pekerjaan terakhir Bryan juga Asia, seorang perempuan berumur 30 tahun yang bekerja kepada Mr. Dean selama beberapa tahun belakangan. Hanya ada mereka bertiga di tempat itu. Tempat mereka sangat dekat dengan vila yang dihuni oleh Lusi dan Zena saat ini. Mereka ada di tempat yang tak terlihat yang sulit orang lain temukan.

"Sekarang bagaimana, Bos?" tanya Bryan, kepada Mr. Dean yang mengetuk-ngetuk telunjuknya di atas lengan kursi roda.

"Pancing Zena. Sampai mana kemarahannya jika dia pikir Lusi adalah seseorang di balik alasan dia lupa ingatan,"

"Kalau sesuatu terjadi kepada Lusi bagaimana?" tanya Bryan.

"Kamu ke sana, lalu bunuh Zena saat itu juga."

DELUSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang