45. Bad Guy

9 4 0
                                    

Mita nyaris saja membuka pintu hatinya terlalu lebar. Soal Dika, maksudnya. Anak perempuan itu sudah memutuskan untuk mau menerima Dika kembali setelah insiden terakhir kali. Mita sudah mulai menanam rasa percaya kepada Dika sejak ia mengetahui fakta kalau Dikalah yang menyelamatkannya.

Pintu hati Mita untuk Dika sekarang bahkan terbuka lebih lebar. Itu terjadi setelah dia mendengar langsung dari Dika kalau Dika jadi celaka begitu karena Dewa berkomplot untuk mencelakainya. Dika menjelaskan kalau aslinya Dewa menargetkan Mita, tapi Dewa berubah pikiran karena Dika memohon padanya untuk tidak melukai atau bahkan sekadar menyentuh Mita.

Sebelum ini, Mita selalu berpegang teguh dengan asumsinya bahwa orang yang tadinya adalah sesosok brengsek, akan tetap menjadi brengsek mau seberapa lama waktu berlalu dan mau seberapa banyak pun orang itu berusaha untuk jadi baik. Tapi, Dika baru saja mematahkan asumsi tersebut. Mita sekarang sudah sepenuhnya menaruh percaya kepada Dika dan sudah percaya soal kakaknya itu yang sepertinya sudah berubah—jadi sangat baik.

Kalau tidak berubah, mana mungkin Dika mau menggantikannya jadi sasaran target? Kalau Dika bukan orang yang baik, mana mungkin dia mau menerima segala luka dan kerugian besar seperti ini? Setidaknya itu yang banyak Mita pikirkan dan pertimbangkan belakangan ini sampai menyita banyak sekali waktunya.

Saking pikirannya hanya berputar soal Dika—yang sampai sekarang masih terbaring di rumah sakit, Mita bahkan mengesampingkan sebentar perihal perkelahian Aaron dan Genta yang terakhir kali dia saksikan. Bukannya Mita sama sekali tidak memikirkan hal tersebut. Benaknya hanya begitu terambil alih dengan fakta Dika yang bisa-bisanya mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkannya.

Bayang-bayang Aaron yang begitu kalap dan menghajar Genta tanpa belas kasih selalu ada di dalam isi kepala Mita. Itu selalu ada di sana, hanya saja Mita banyak sekali mengesampingkannya dan—sampai sekarang—memutuskan untuk tidak terlalu memusingkan soal itu. Dia pikir, nanti, kalau sudah waktunya, pasti salah satu dari Aaron dan Genta akan memberikan penjelasan padanya. Mengingat dia kenal betul dengan dua anak itu yang tidak mungkin melakukan sesuatu tanpa alasan. Mita percaya baik kepada Aaron dan Genta kalau cepat atau lambat salah satu dari mereka pasti akan mengajaknya bicara dan menjelaskan kepadanya tentang apa yang sudah terjadi.

Mita yang sedang berbaring di kasur sekarang sudah merapatkan bibir. Beres sudah ia membenahi benaknya. Dengan tak seberapa bersemangat, anak perempuan itu beranjak untuk bersih-bersih. Tak lama lagi Genta pasti sudah berada di depan pagar rumahnya. Hari sabtu ini Mita sudah mengatur janji untuk pergi ke rumah sakit dengan Genta—menjenguk Dika.

Baru saja Mita hendak pergi ke kamar mandi, tapi langkahnya terhenti lantaran ponselnya mengeluarkan suara notifikasi. Satu hal yang lantas Mita lakukan begitu ia meneliti layar ponselnya adalah mengernyitkan dahi. Satu pesan singkat dari nomor privat baru saja selesai ia baca.

Mita membaca ulang pesan singkat itu sebanyak satu kali lagi. Tidak, tidak hanya satu kali. Tapi, berkali-kali lagi. Kendati demikian, ia masih saja belum mengerti. Apa sebenarnya maksud dari isi pesan singkat yang dikirim oleh orang tak dikenal ini.

It's not really good to put all your trust over someone you just know for barely a year. Another friendly warning and reminder, buddy. Human is the scariest thing in this world.

→←

Sudah sekitar lima menit setelah Genta berhasil mengikat tali sepatunya dengan rapi. Bukannya beranjak pergi, Genta malah tetap duduk tergeming di lantai teras. Dia hanya perlu bergerak menuju garasi dan mengendarai motornya untuk sampai ke rumah Mita. Itu semua akan mudah sekali dilakukan kalau saja Genta sekarang tidak sibuk meragu.

Benak anak lelaki itu sekarang tengah disesaki banyak sekali keraguan. Tentang langkah mana yang harusnya ia ambil setelah ini. Genta bukan orang yang segitu bodoh untuk tidak menyadari tentang sikap Mita belakangan ini. Sudah lumayan lama setelah dia dihajar Aaron di hadapan Mita. Genta menyadari soal Mita yang membatasi diri saat bersikap di depannya.

EvanescentWhere stories live. Discover now