14. Qilah's Matter & Mita's Feelings

157 23 53
                                    

Warn—this is 4k words long

Disc—all pictures credit to the rightful owner

"Budhe hari ini lagi banyak banget pesenan, Ita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Budhe hari ini lagi banyak banget pesenan, Ita. Jadi kayaknya aku ga bisa nemenin kamu."

Yang bisa Mita lakukan selepas mendengar jawaban dari Aaron di seberang sana hanyalah menghela napas berat. Sambil masih menempelkan ponsel di daun telinga, Mita mengangguk pasrah meski Aaron tak dapat melihatnya.

"Yaudah. Gapapa kok."

"Maaf ya."

"Gapapa, Ata. Kamu hati-hati aja pas nganter pesenan."

"Iya sayang."

Mita yakin jantungnya sempat behenti beroperasi. Matanya yang kecil sekarang sudah membulat besar seukuran bola ping-pong.

Apakah Aaron baru saja memanggilnya dengan sebutan yang jarang sekali ia gunakan itu? Sayang? Yang benar saja.

"IH. APA SIH."

"Hahahah ya kan aku sayang kamu, Ita."

"Tapi kamu tuh jarang banget manggil aku gitu ih."

"Terus, aku ga boleh panggil kamu sayang?"

"Ga gitu, Ata. Aku cuma—rasanya mau mati. ADUUUH UDAH AH GAUSAH DIBAHAS."

Dari seberang telepon sana Mita bisa dengar dengan sangat jelas kalau Aaron sedang terkikik geli. Sedangkan dia sendiri sekarang sudah guling-gulingan di atas kasur sambil menutup wajahnya yang tiba-tiba terasa panas seperti dibakar.

"Yaudah ini aku mau berangkat. Teleponnya kututup ya."

"Iya. Hati-hati di jalan!"

"Iya sayang."

Beep.

Sambungan telepon terputus.

Memang dasar Aaron sialan. Kerjaannya cuma bikin anak orang kejang-kejang lalu ditinggal begitu saja.

Mita bahkan sampai lupa kalau ia harus pergi jalan sendiri ke toko buku setelah ini. Ia bahkan tidak jadi merasa kesal dan kecewa karena Aaron tak dapat mengantar dan menemaninya di akhir pekan ini.

Mita Franseesca ; definisi bucin dari Aaron Pratama yang sesungguhnya.

Setelah merasa sudah baikan—padahal Aaron cuma memanggilnya sayang—Mita mengecek sosmednya. Terutama notif dari Path yang sudah menumpuk. Dilihatnya satu per satu update milik teman-temannya—yang malah terkesan pamer. Ia ingin bersantai sebentar sebelum berangkat ke toko buku siang nanti.

Satu hal yang menarik atensi Mita adalah banyak sekali update dari akun Qilah yang menunjukkan kalau anak itu sedang galau. Mulai dari mendengarkan lagu-lagu sedih juga berbagai kutipan foto tentang kata-kata menyedihkan serta caption yang hanya memakai emot menangis.

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang