37.1. Earphone

59 18 25
                                    

Note : this is originally 5k words long but I decided to split it up into 2 chapt supaya enggak terlalu boring. Part 1 ini isinya full sampahan problematika Aaron sama Mita. Genta ada nongol sedikit banget.

Chapter ini melelahkan, buat yang lagi lelah dan gak pengin nambah mumet karena masalah Mita-Aaron, mending langsung baca part 2 nya aja. Banyak lovey doveynya Genta-Mita di sana meski ada beberapa bagian yang mellow juga.

I listened to 3 song while I wrote this chapter (very much inspired from them, too) ; Earphone by Sik-K, How can I love the heartbreak, you're the one I love by AKMU, and Tanpa Tergesa by Juicy Luicy.

Please enjoy and leave some respect. I tried my best to continue this workbook huhu><

←→

Aaron tak begitu paham tentang serangkaian teror yang belakangan ia dapati. Bukan berarti ia tak paham sama sekali, Aaron tentu tak sebodoh itu. Ia berpikiran kalau yang memperlakukannya seperti ini pasti seseorang yang menyimpan dendam padanya. Itu sudah transparan sekali. Hanya saja, yang membuat Aaron tidak habis pikir adalah, perihal tidak adanya petunjuk yang bisa ia dapatkan mengenai siapa si pelaku ini.

Minggu lalu, saat ia tak menuruti perintah si brengsek yang belakangan mempermainkannya ini, Mita kedapatan masalah. Kabar yang sampai di telinga Aaron adalah tentang anak perempuan itu yang tas berserta isinya disabotase.

Aaron tak pernah membayangkan perkaranya bakal jadi sebesar ini. Ia pikir kertas-kertas ancaman yang sering ia dapati di loker, di laci meja, atau pesan-pesan singkat yang memerintahkan dia untuk melakukan sesuatu yang belakangan ini ia dapatkan hanyalah kerjaan orang iseng yang ingin mengusiknya. Ia tak berpikiran bakal ada orang sinting yang benar-benar akan mencelakainya. Jadi, Aaron tak pernah terlalu ambil pusing soal itu.

Terakhir kali Aaron mendapat pesan adalah sekitar seminggu lalu, tepatnya hari pengambilan nilai olahraga di kolam renang umum. Isi pesannya adalah ia yang diperintahkan untuk selalu menempel kepada Nessa dan memperlihatkan kemesraan mereka di depan siswa-siswi lain. Kalau tidak, bakal ada orang lain yang menanggung akibatnya.

Hal pertama yang Aaron lakukan saat mendapati hal itu adalah tertawa remeh. Ia tidak selugu itu untuk langsung menjalankan perintah konyol seperti itu. Tunggu, lebih tepatnya ia tak memikirkan apa yang sudah menantinya di belakang sana semisal ia tak melakukan perintah yang diberikan lewat pesan ancaman tersebut.

Aaron sama sekali tak berpikir kalau bakal ada orang yang celaka semisal ia tak menuruti pesan ancaman yang ia terima. Jadi pada hari itu, Aaron hanya menempel pada Arya untuk dimintai tolong ini-itu karena pada saat itu kakinya masih sakit. Tapi, ternyata memang benar ada satu orang yang menanggung hukuman dari si peneror karena Aaron tak menuruti perintahnya. Dan orang yang menanggung semua itu adalah Mita.

Jujur saja, setelah kejadian itu, Aaron tak jarang disergap perasaan cemas. Ia suka tiba-tiba panik dan tidak berani membuka loker atau melongok ke laci mejanya. Takut-takut kalau ada pesan ancaman baru yang sudah menunggu.

"Nas?"

Dipanggil begitu, Aaron sedikit tersentak. Lihat, anak itu bahkan melamun di tengah-tengah rapat penting untuk persiapan perjusa yang rencananya akan diselenggarakan dua minggu lagi. Yang memanggil Aaron barusan adalah Tara. "Eh, iya. Kenapa?"

EvanescentOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz