52. Is it Over?

9 4 0
                                    

Tara berpikir itu tidak mungkin bagi semuanya untuk berakhir seperti ini, berakhir begitu saja. Rasanya sangat tidak adil kalau dia hanya diam menerima kenyataan tentang Lia yang harus berpulang dengan cara yang begitu tragis. Rasanya sangat tidak adil saat Tara diam saja waktu dia tahu dia bisa melakukan sesuatu kepada orang-orang sial yang sudah membuat Lia mengambil jalan untuk mengakhiri hidupnya seperti ini.

Ada hari di mana Tara berpikir keras tentang bagaimana caranya agar dia bisa membuat orang-orang yang terlibat dengan kematian Lia menghabiskan sisa hidup mereka dalam kesengsaraan. Orang spesifik yang Tara maksud adalah kekasih Lia selama dia hidup—Genta—dan ketua OSIS sialannya—Aaron—yang mengalahkan Lia di kompetisi sampah yang belakang ini Tara ketahui tentang kebusukannya—kalau ternyata itu sudah diatur sedemikian rupa agar Aaron jadi pemenangnya.

Ada juga hari di mana Tara berpasrah secara penuh dan berusaha untuk menerima semua hal yang sudah terjadi. Ada saatnya dia menyerah dengan niat buruknya karena dia pikir itu mustahil untuk berbuat jahat pada Genta yang tidak dia kenal dan pada Aaron yang nampaknya sulit untuk dia jangkau keberadaannya.

Semuanya mungkin bakal berakhir begitu saja semisal Genta tidak tahu-tahu muncul di hari pertama awal semester dua. Semuanya mungkin bakal berakhir begitu saja semisal Tara tidak menemukan secarik kertas berisi rencana balas dendam di bagian paling tersembunyi pada dompet Genta saat dia melakukan inspeksi.

Sisi jahat Tara bangkit begitu saja. Terpicu akan banyak sekali ide cemerlang yang dituangkan oleh Genta pada kertas yang ditemuinya. Sejak itu, Tara pikir semua akan menjadi mudah untuknya. Tara memilliki keyakinan kuat kalau dia dapat menghancurkan Genta dan Aaron sekaligus di waktu yang sama.

Tara dapat menghancurkan Genta, yang bisa-bisanya hidup tenang setelah Lia berpulang. Melupakan semuanya untuk memulai lembar baru di sekolah baru. Bahkan menemukan tambatan hati baru—Mita.

Tara dapat menghancurkan Aaron, yang bisa-bisanya terus melanjutkan hidup dengan baik. Terus hidup jadi kebanggaan dan pujaan banyak orang. Terus hidup dengan banyak lampu yang menyorotnya dengan sangat terang.

Tara rasa dia dapat menghancurkan Aaron dan Genta sekaligus jadi dia akan melakukannya. Rasanya begitu menyakitkan untuk mengetahui Genta tetap menjalani hidup dengan baik waktu Tara ingat Lia begitu risau tentang hubungannya dengan anak lelaki itu. Tentang seberapa banyak Lia mencurahkan isi hatinya kalau eksistensi Genta begitu berharga untuknya. Tentang seberapa banyak kekhawatirkan Lia yang dia utarakan kepada Tara tentang hubungannya karena dia tahu Genta harus pergi ke luar negeri setelah lulus sekolah menengah atas nanti.

Rasanya begitu menyesakkan bagi Tara untuk mengetahui Aaron bisa tetap hidup tanpa memiliki pengetahuan kalau Lia harus banyak tersakiti sampai memiliki kekuatan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Itu adalah hal yang sama-sekali tidak bisa diterima oleh Tara kalau dia harus melihat Aaron terus melanjutkan hidup dengan tenang dan aman, waktu Lia harus tertekan sampai tidak tahan dan memilih jalan untuk mengakhiri hidupnya demi bertemu Tuhan.

Tara dapat menghancurkan Genta dan Aaron sekaligus tanpa mengotori tangannya sendiri. Dia bisa menggunakan Reva sebagai ganti biaya tutup mulut atas dia yang menyimpan tentang rahasia kelam yang dimiliki anak perempuan itu.

Semuanya sungguh dapat berakhir begitu saja, sebagai mana mestinya, tapi Tara tidak akan membiarkannya. Anak lelaki itu meluputkan fakta tentang dia yang hanya manusia biasa, yang tidak dapat membelokkan takdir dan tak dapat menghakimi serta menghukum manusia lain sebagaimana Tuhan melakukannya.

Sungguh, semuanya dapat berakhir begitu saja. Tapi, Tara tidak bisa membiarkannya.

←→

EvanescentOnde histórias criam vida. Descubra agora