22. Kamu

100 19 47
                                    

Setelah melewati fase diam-saling tatap-adu mulut-kembali diam lagi, Genta dan Mita akhirnya memutuskan untuk bicara berdua. Satria yang awalnya sempat gusar pada akhirnya membiarkan Mita ikut bersama Genta dan dia sendiri sudah dalam perjalanan pulang sekarang.

"Mau rasa apa?"

Mita yang sudah duduk di kursi yang bantalannya amat sangat nyaman harus repot-repot mendongak untuk mendapati Genta yang masih berdiri sambil bertanya. Anak lelaki itu membawanya singgah di kedai jus buah yang cukup megah dan terkenal dengan cabangnya yang ada di mana-mana.

"Mangga," jawab Mita singkat

Sepasang kaki Genta langsung saja melangkah untuk memesan dua gelas minuman. Sementara Mita sudah menyandarkan punggung ke sandaran kursi sambil memejamkan mata—merasa sangat frustasi. Kenapa situasinya harus jadi rumit begini?

Sudah susah payah beberapa hari ini—sejak kejadian di ruang arsip—Mita berusaha menjaga jarak dengan Genta. Ia ingin memantapkan hati dan mengokohkan pendirian awalnya lagi. Tapi, soal pesan multimedia yang ia terima juga seolah berusaha menahan keinginannya.

Niatnya hari ini—kalau saja tidak terjadi banyak insiden—ia ingin bicara serius dengan Aaron. Soal beberapa tangkapan lensa kamera yang dikirim kepadanya menggunakan nomor rahasia. Terlepas dari benar atau tidak pikiran awalnya soal foto itu, ia hanya ingin mendengar penjelasan Aaron.

As it's already explained, It's not like she felt betrayed or something. She did the same thing with Genta, right?

Selepas Aaron menjelaskan apa motifnya yang selalu kelihatan bersama Nessa, Mita tak pernah lagi punya pikiran negatif. Ia percaya Aaron melakukan itu semua hanya demi kebaikan untuk dirinya, tidak lebih. Ia percaya Aaron tak akan mengingkari janji. Tapi, ada beberapa poin yang benar-benar membuatnya curiga.

Ya, maksudnya, Aaron selama ini selalu kelihatan dingin dan biasa saja kepada Nessa, tapi lain ceritanya soal foto yang Mita dapat. Di sana anak lelaki itu kelihatan bahagia sekali. Banyak tertawa, banyak sekali skinship, apa-apaan maksudnya?

Belum lagi soal si Genta sialan ini yang kelakuannya juga tak kalah menyebalkan dengan Aaron. Selama Mita memutuskan untuk membangun ruang, Genta juga sama sekali tak berusaha mencairkan suasana. Anak lelaki itu sama sekali tak pernah menghubunginya duluan atau sekedar memberi penjelasan lebih lanjut tentang tindakan bodohnya yang tiba-tiba mencium Mita.

Hanya beberapa kata maaf yang ia utarakan untuk Mita. Itu pun lewat pesan singkat.

Maaf? Maaf saja tidak cukup. Mita butuh penjelasan.

"Yoan."

Mita duduk tegap begitu Genta menyerukan namanya. Sudah ada sebuah gelas plastik kemasan segel berisi jus mangga di atas meja. Sedotannya sudah ditusukkan ke plastik segel oleh Genta, Mita tinggal meminumnya saja.

It's not really important nor a big thing but doesn't know why she found it really cute.

Gemas, Mita menggigit bibirnya upaya menahan senyum. Ia kemudian mengambil gelas jus tersebut dan langsung saja menyedot isinya. Hal yang sama juga sedang terjadi pada Genta. Bedanya, anak lelaki itu memesan jus stroberi.

"Lo, suka mangga?"

Genta bertanya demikian dengan posisi yang masih menggenggam gelas jus miliknya. Menggunakan dua tangan. Persis anak balita.

Mita mengangguk singkat—masih menyedot jus mangganya.

Ada jeda beberapa menit selama dua anak itu hanya sibuk menikmati minuman mereka. Tak ada satu pun yang berusaha untuk repot-repot memulai percakapan. Mita sedang merutuki dirinya yang tidak bisa konsisten. Ia padahal sudah berniat bersikap menyebalkan supaya Genta mau jauh-jauh darinya, tapi yang ada kalau sudah bersama anak lelaki itu hatinya mudah sekali luluh.

EvanescentWhere stories live. Discover now