31. I'm Serious

124 23 51
                                    

"Kasih gue waktu seminggu."

Kalimat itu mampir di benak Genta saat ia sedang mematut diri di depan cermin sebelum berangkat sekolah.

Aaron meminta waktu satu minggu untuk berusaha mengambil kembali hati Mita. Jika dalam waktu satu minggu ia tak berhasil, Aaron berjanji kalau ia akan melepas Mita sepenuhnya.

Drrrtttt... drrrttt... ddrrttttt...

Getar ponsel di saku almamaternya menginterupsi pikiran Genta. Ia membaca pesan dari pop-up yang muncul pada layar terkunci.

Mita Franseesca

Giiii, nggak usah jemput. Gue dianter bokap hihiw

View          |          Close

Tanpa membalas, Genta memasukkan kembali ponselnya ke saku almamater. Ia melihat pantulan dirinya di cermin sekali lagi sebelum benar-benar berangkat sekolah. Wajahnya sedikit kusut. Ada perasaan gusar yang seketika menyinggahi rongga dadanya.

Genta merasa seperti bakal ada hal buruk yang terjadi, entah apa itu.

→←

“Pastiin lo bisa ngambil hati dia balik. Kalo nggak, gue ga akan ngelepas Mita semudah lo ngelepas dia.

Aaron termangu setelah ia mengikat tali sepatunya dengan kencang. Bukannya bergegas untuk berangkat, Aaron malah melipat lengan di atas lutut yang ia tekuk. Anak lelaki ini lalu mendaratkan dagu dan menumpu berat kepalanya pada lipatan tangan yang ia buat.

Kalimat Genta semalam terus saja mengambil alih fokus pikirannya. Anak lelaki yang awalnya kelihatan menyebalkan itu ternyata bukan lawan bicara yang buruk.

Buktinya, semalam Genta masih meyakinkannya untuk kembali mengambil hati Mita. Dari situ, Aaron berpikir Genta bukanlah pribadi yang buruk—karena kelihatan sudah merebut Mita darinya.

Aaron jadi berasumsi kalau Genta adalah orang yang baik dan hanya kebetulan hadir di kehidupan Mita saat anak itu sudah lelah menanggapi sikapnya yang sekeras batu dan selalu memikirkan soal masa depan saja.

Hampir sepuluh menit Aaron tenggelam dalam pikirannya dengan posisi itu. Sadar sudah lumayan siang, Aaron beranjak untuk berangkat sekolah.

Langkahnya gontai. Seperti ada sesuatu yang menahannya untuk tidak pergi. Dadanya juga berdenyut nyeri tanpa alasan yang jelas. Semacam ada perasaan asing yang memperingatkan kalau akan ada hal buruk yang bakal menimpanya semisal ia tetap nekat untuk berangkat.

→←

Hari pertama masuk anak-anak Antares setelah selesai periode prakerin tidaklah begitu sibuk. Paling hanya ada satu-dua anak yang ribut karena buku laporan prakerinnya belum diisi lengkap. Selebihnya, semua normal-normal saja.

Kelas Mita sekarang malah jam kosong. Separuh anak kelas sibuk membicarakan soal pengalaman prakerin mereka, seperempat melesat ke kantin, seperempatnya lagi random. Ada yang tidur, ngegame, dandan, ngestalk sosmed mantan, sampai ngegalau di pojok kelas sambil denger musik mellow juga ada.

EvanescentWhere stories live. Discover now