20. Give in

89 22 72
                                    

"Sesca."

Mita tak bergerak barang seinci dari tempatnya berada meski Naya sudah memanggilnya berkali-kali. Anak perempuan itu sedang membuat surat peringatan terlambat membayar pajak yang harus dikirim hari ini juga. Tapi, kerjaannya tidak kunjung selesai sejak pagi karena ia terlalu banyak melamun.

Naya yang sedang sibuk menyetempel sertifikat resmi wajib pajak badan jadi harus repot-repot menghentikan tugasnya hanya untuk mengecek Mita.

"Heh," seru Naya sambil mengguncang bahu Mita

"Ha?—eh, kenapa?"

Naya menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Ia kemudian menyuruh Mita menengok layar komputer di depannya.

Surat peringatan yang sedari tadi sedang ia sunting sudah jadi hancur berantakan. Jari telunjuknya menekan tuts papan ketik terlalu keras sehingga seluruh isi surat sekarang sudah berubah jadi huruf J semua.

"Kenapa sih lo? Butuh akua?" tanya Naya—separuh kesal, separuh menggoda.

Tak ada yang Mita keluarkan sebagai reaksi selain nyengir kuda. Tangannya sekarang sedang sibuk membenarkan dokumen yang padahal sedikit lagi selesai dan siap cetak. Naya juga kembali ke mejanya untuk melanjutkan pekerjaan.

Mita menghela napas berat. Anak perempuan itu benar-benar kehilangan fokusnya.

Ya siapa juga yang bakal fokus melakukan sesuatu kalau baru saja dicium orang tanpa permisi?

Iya. Soal kelakuan Genta sialan di ruang arsip tadi. Hal itu masih saja mengelilingi isi tempurung kepala Mita sampai-sampai ia jadi tak bisa konsentrasi melakukan pekerjaan.

Genta sendiri di ruangannya sekarang memiliki keadaan yang tak berbeda jauh dengan Mita. Anak itu sedang tak banyak pekerjaan jadi ia hanya menggelesot di lantai sambil menekuk dan memeluk lututnya sendiri.

Kepalanya terantuk ke belakang hingga menyentuh rak arsip. Pandangan dan pikirannya kosong.

Tapi tak lama sampai akhirnya ia memutuskan untuk meghubungi Mita.

| LINE | Mita Franseesca @ 14:18

Yo

Yoan

Apah?

Untuk sepersekian detik Genta membelalakkan matanya. Ia tak menyangka kalau Mita bakal membalas pesannya secepat itu.

Uhm, yang tadi

Sorry

I

ya.

Gapapa

Santay

Lo, gak marah?


Nanti aja marahnya

Gue banyak kerjaan

Oh

Oke

Pokoknya, sorry.


No prob

Tapi pulang nanti gue tonjok lo ya :)

Lah, kok?


YA LO MAIN SOSOR AJA SEENAK JIDAT ANJ

GUE KAGET

JANTUNG MAU COPOT

EvanescentWhere stories live. Discover now