49. Bitter Truth

9 4 0
                                    

Genta ingat dia pernah berjanji kepada Mita untuk membawa anak perempuan itu mampir ke berbagai tempat emperan—sejak Mita mengaku Aaron tak pernah mengajaknya ke tempat sejenis. Jujur, janji itu meluncur dengan mudah dari mulut Genta tanpa memerlukan banyak pertimbangan. Itu karena dia merasa kalau dirinya lebih dari sekadar sanggup untuk menepati janji yang dia buat tersebut. Genta tidak berpikir kalau semakin dia mengenal Mita, semakin mengerti juga dia kalau anak perempuan seperti Mita tidaklah pantas dibawa ke tempat-tempat seperti demikian.

Sekarang Genta mengerti. Genta mengerti kenapa Aaron tidak pernah mengajak Mita kencan atau jalan ke tempat-tempat 'remeh'. Mita terlalu berharga untuk dibawa ke tempat seperti itu. Bukan seperti Mita adalah tipe orang yang hanya mau melakukan fancy dates. Semua ini murni pemikiran Genta sendiri karena dia merasa Mita memang segitu berharga dan tidak sepadan rasanya membawa dia ke tempat emperan—di pinggir jalan.

Berbekal soal ide tersebut, Genta berakhir mengajak Mita hangout ke tempat-tempat menyenangkan saat libur semester. Keduanya mengambil beberapa hari dari total dua minggu libur semester untuk pergi melakukan hal-hal yang Mita inginkan—tentu setelah mendapat izin dari mami dan papinya. Semuanya hanya tentang keinginan Mita. Genta berjanji untuk menuruti semua keinginan Mita karena dia ingin meninggalkan memori baik untuk anak perempuan itu—mengingat waktunya untuk pergi ke Australia akan segera tiba.

Akhir pekan pertama pada libur semester, mereka menghabiskan waktu di lapangan panahan outdoor dan lapangan baseball indoor. Satu hari di tengah-tengah pekan ke-dua mereka gunakan untuk bersenang-senang di studio tembak—Lapangan Tembak Senayan. Sisanya, mereka hanya pergi makan malam ke tempat-tempat yang Mita ingin kunjungi.

Genta beryukur dalam hati ketika banyak sekali senyuman cerah dan ceria membingkai wajah Mita saat mereka menghabiskan waktu bersama. Itu terasa seperti Genta telah sukses melakukan hal yang benar. Hal yang memang sepatutnya didapatkan anak perempuan yang begitu berharga seperti Mita. Itu juga seperti Genta berhasil meninggalkan banyak kenangan baik. Maksudnya, semisal nanti jati dirinya sudah terbongkar, Genta merasa lega karena dia setidaknya pernah menjadi alasan bagi Mita untuk mengembangkan senyum dan merasa bahagia—meski sedikit.

Genta sesungguhnya berharap agar Mita tidak pernah tahu tentang siapa dirinya yang asli. Tapi, itu adalah hal yang sangat egois dan Genta rasa Mita tidak pantas mendapatkannya. Lagi pula, sudah ada berbagai perasaan was-was yang sejak beberapa waktu lalu mulai memeluk Genta dengan begitu erat. Seperti sebuah pertanda kalau bakal ada hal tidak menyenangkan yang akan terjadi padanya dalam waktu dekat.

Itu mungkin hanya perasaan—sensitif—Genta saja karena jujur, dia mulai tidak tenang dengan banyak sekali kenyataan yang dia sembunyikan dari Mita. Tapi, menurutnya itu tidak terlalu salah untuk lebih berhati-hati supaya dia tidak membuat lebih banyak kerusakan.

Genta berniat untuk membuka jati dirinya kepada Mita. Semoga, sampai ketika waktu itu tiba, Mita masih bersedia untuk menjalin hubungan baik dengannya. Semoga—meski pahit dan menyakitkan, segala kejujuran yang pantas Mita terima bisa dia dengar langsung dari mulut Genta. Bukan dari oknum tertentu yang memang sengaja ingin menhancurkan hubungan keduanya.

←→

Libur semester berlalu tanpa memberi aba-aba. Sekarang sudah minggu ke dua bulan pertama di tahun baru. Seisi ruang kelas administrasi perkantoran tengah sibuk mempersiapkan ujian praktik table manner. Sebagian besar siswa sibuk berlatih mendalami materi yang sudah pernah mereka pelajari. Sebagian lagi sibuk menahan air liur karena hidangan yang disediakan terlihat begitu menggiurkan dan segelintir yang lain tengah membenarkan setelan formal yang mereka kenakan.

Seperti Genta yang sekarang sedang meminta bantuan Mita untuk membenarkan posisi dasi yang terasa kurang nyaman mengalungi lehernya. "Kamu ini pakenya gimana sih, Gi?"

EvanescentWhere stories live. Discover now