6

527 62 1
                                    

"Baiklah! Kita akhiri kegiatan ekskul hari ini! Untuk pemain inti, menunggu konfirmasi dari saya. Saya ingin buat surat dispensi untuk latihan intensif besok. Jangan lupa melakukan pendinginan sebelum pulang dan hati hati di jalan. Selamat sore!"

Hali duduk meluruskan kaki, setelah menyandarkan punggungnya pada dinding kelas yang berhadapan langsung dengan lapangan outdoor.

Meneguk isi botol berisi air mineral yang sempat ia beli sebelum memulai ekskul. Karena waktu pertandingan semifinal sudah dekat, hari ini lebih difokuskan pada latih tanding antar anggota sebanyak 3 kali.

Hali bisa saja kalah pada pertandingan terakhir karena staminanya terkuras banyak. Untung bisa dia tutup dengan lemparan tiga poin karena hanya tersisa beberapa detik sebelum waktu habis.

Ia hanya dua kali di ganti dengan waktu yang relatif singkat. Hanya beberapa menit, kemudian kembali masuk ke dalam lapangan.

Ya.. karena ia memaksa pelatih agar dia dapat terus bermain. Demi meningkatkan kemampuannya.

Kini kedua kakinya panas, otot betisnya terus menerus dipaksa berlari dan melompat. Namun ia yakin usahanya tak akan sia sia. Dia masih ingin menambah tinggi lagi.

Untuk ukuran pemain basket putri, ia masih tergolong biasa saja. Tak tinggi juga tak pendek. Namun lawannya diluar sana memiliki tinggi rata rata 168 ke atas.

"Bisakah aku menambah beberapa senti sebelum pertandingan?.." gumam Hali, mengusap keringat di wajah dengan handuk.

"Ketua! Kami pulang dulu!!" Teriak salah satu anggota hendak pulang bersama setelah selesai berberes. Diikuti yang lain dengan pernyataan serupa.

"Ya!! Setelah ini langsung istirahat!!" Balas Hali tegas. Memperingatkan, menginggat mereka latihan cukup lama hari ini.

"Baiik!!"

Beberapa dari mereka melambai balik kearahnya. Dan dibalas anggukan pelan Hali. Terlalu lelah.

Hampir semua anggota sudah berbalik pulang. Menginggat senja jingga hari ini akan berganti malam dalam setengah jam lagi. Terlihat gradasi antar jingga juga biru gelap keunguan mulai nampak. Beberapa bintang juga terlihat dari sini.

Hali menghela nafas kembali. Melamunkan pertandingannya mendatang. Dia akan melawan salah satu sekolah dari distrik selatan yang terkenal kuat. Tim nya memang sempat melawan tim selatan lain pada pertandingan pertama dan hasilnya sangat tipis. Awal yang berat.

Namun dua hari mendatang, mereka akan melawan salah satu dari 5 besar tim basket putri terbaik di kota ini.

Tahun ini benar benar tidak disangka sangka. Beberapa sekolah yang bahkan tak ia tau ada, kini mulai menunjukan taringnya. Dua dari empat yang masuk semifinal adalah sekolah yang tidak terlalu terkenal.

"Kami semua memilihmu karena kami yakin kalau kau adalah yang terbaik!..".

Hali mendengus geli begitu pikirannya tiba tiba kesana. Ia tak yakin perkataan itu ada benarnya atau hanya sekedar penenang hati karena ia yang dipilih sebagai ketua tahun ini.

Begitu dipilih, beberapa minggu kemudian ada pertandingan ini dan bersyukur sekali mereka masih bisa bertahan. Masuk semifinal benar benar hal yang bagus, menginggat tahun pertama ia masuk ekskul, paling mentok tim hanya bisa bertahan sampai 8 besar.

Mendengar semifinal ini, para kakak kelasnya benar benar bangga dengannya. Dia sempat di bom ucapan selamat lewat aplikasi pesan hingga berakhir ponselnya hank dan harus di perbaiki.

Itu membuatnya senang tentu saja. Namun tak berarti ia bisa lama lama terlena pada semua sanjungan yang ada. Ini juga pertanda bahwa tanggung jawabnya sebagai ketua, semakin besar.

Don't Notice Me!Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt