46

277 36 3
                                    

"Yo! Lama nggak ketemu!" Ice menyapa santai begitu tak sengaja bertemu dengan Blaze di depan gerbang. Meski ia tak sedikitpun beranjak dari motornya dan membiarkan orang yang di sapanya melangkah mendekat.

"Kenapa kau kemari?" Tanya Blaze dengan netra memincing tak senang. Moodnya mendadak buruk.

Tentu Blaze tak akan menyambut ramah lelaki yang berjarak setahun lebih tua darinya.

Tanpa sadar ia kembali teringat apa saja yang telah dia lakukan dengan Hali tanpa sepengetahuannya.

"Jangan kaku kaku Blaze!" Ice meninju pundak Blaze pelan. Layaknya teman akrab. "Aku mampir kemari soalnya kebetulan jalannya searah ke rumah ortu! Dan.. panjang umur juga ketemu lu disini!"

"Lagipula, pasti ada hal yang ingin kau tanyakan, kan?" Lanjutnya kembali sembari menyeringai lugas.

Seringai yang tak akan pernah Blaze suka karena seolah tengah mencemoohnya.

.
.
.

Keduanya pergi ke suatu tempat yang tidak begitu jauh dari tempat mereka bertemu. Hendak duduk di depan minimarket pada bangku yang tersedia. Sama sama melepas lelah disana.

Ice yang baru keluar dari minimarket sembari membawa satu kantung plastik. Habis membeli sesuatu disana dan menghampiri Blaze yang hanya duduk diam saja di bangku.

"Oi!" Ice melempar satu bungkus es krim pada Blaze.

Untung anak kelas dua itu cukup tanggap. Langsung menangkap meski es itu sangat dingin untuk diterima tangannya yang masih panas setelah latihan tanpa henti.

"Tangkapan yang bagus!" Ujarnya kembali.

"Sialan!" Olok Blaze. Merasa pemberian itu tidak tulus karena makanan itu dilempar layaknya barang.

Tapi rasa dingin itu cukup meringankan rasa sakit di jemari kirinya yang cidera. Ia tidak keburu membuka bungkusnya lebih dulu. Mendiamkannya sebentar dan mengamati apa yang orang itu berikan padanya.

Satu es krim berperisa soda yang belum pernah ia makan. Dia tau namun belum pernah mencobanya.

Dia jarang makan es krim dan lebih sering beli minuman dingin bila ke minimarket dekat sekolahnya ini.

"Sudah lihat bagannya?" Tanya Ice begitu tiba di bangku. Duduk di tempat yang ada dan mengambil satu bungkus es krim dengan perisa sama. Mulai membukanya.

Bagan?

"Sudah" Balas Blaze pendek begitu sadar. "Lu ada di tim B, kan?"

Merujuk pada bagan penyisihan. Tim mereka telah menerima itu sejak beberapa hari lalu dan keduanya berada di tim yang berbeda.

"Ya. Setidaknya kita nggak akan bertemu sampai final" Ice mengunyah es loli itu begitu saja hingga tersisa separuh. Kebetulan ia toleran dengan makanan dingin.

Blaze hanya diam melihatnya. Memandang heran melihat cara makan yang aneh itu. Hanya perlu dua gigitan hingga menyisakan stiknya saja.

"Bukankah itu bagus untukmu?" Ujar Ice lagi. Mengigit stik es yang telah habis sebelum melemparnya ke tempat sampah tanpa tutup yang berada di pojok minimarket. Kebetulan tidak jauh dan untung masuk meski sempat membentur dinding.

"Gue nggak selemah itu!"

Netra jingga kemerahan itu melirik manik biru langit disana yang seolah balik menantang. Meradang karena sedari tadi amarahnya di pancing terus.

"Tapi masih ada sekolah M di tim mu. Mereka lumayan jago" Gumam Ice mulai beralih. Mencoba ingat ingat kembali bagan yang sempat di bacanya. "Sedangkan di tim ku ada sekolah G.."

Don't Notice Me!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora