54

414 41 7
                                    

"Aku penggemarmu!.."

Hari itu masuk dalam daftar hari hari memalukan baginya semasa hidup.

Bahkan Taufan tidak bisa memaafkan sifat pengecutnya.

"Aku bukan temanmu lagi!.."

Hali tak tau itu sungguhan atau tidak, namun Hali tak bisa menyalahkannya.

Setelah semua yang Taufan lakukan..

Dia malah seperti orang yang tak tau terima kasih.

Semua sudah berakhir..

Benar benar berakhir...

Dia tak tau nasibnya bakal kayak apa setelah ini-

Gadis yang kini mengenakan jersey merah hitam itu tengah mematung di pojok ruang satu lapangan indoor gelanggan, yang diperkirakan tak akan dipakai karena hari ini pihak penyelenggara menggunakan lapangan inti dan lokasi pertandingan ada di dua tempat.

Hari ini hari kedua ia tanding- masuk 16 besar- dan ia tak ada semangat sama sekali. Begitu tiba, ia segera memisahkan diri dengan teman temannya setelah meletakkan barang di ruang mereka. Duduk bersadar dinding macam orang banyak pikiran.

Kenyataannya memang benar sih..

Tak memanfaatkan waktu empat puluh menit untuk pemanasan sebelum tanding.

"Berakhir sudah.." Lirihnya tiba tiba. Kepalanya dengan lemas menunduk begitu saja. Bersamaan dengan kedua tangan yang seakan siap menangkup wajah. "Ini beneran berakhir.."

Ia bahkan tak berani bertemu Gempa setelah semua itu. Sepertinya sudah ada empat hari.

Bisakah ia menangis lagi?..

"Apa kapten bakal baik baik saja?.." Ujar salah satu anggota yang merupakan anak kelas satu. Tak ingin menganggu namun ikut khawatir. "Kak Hali kayaknya nggak begitu sehat.."

"Entahlah. Mungkin banyak pikiran.." Saut yang lain. Berhenti melakukan pemanasan dan ikut memandangi Hali.

Mereka berdua saling pandang sebentar.

Anak kelas satu itu mencoba mendekat. "Kak Hali, nggak papa?.." Berujar tanpa melihat situasi. "Kakak nggak enak badan-"

"Kalian berdua! Jangan ganggu dia. Biarkan saja!.." Rue menangkup bola basket kembali pada kedua tangan.

"Kak Rue!.." Menghentikan kegiatan dan berbalik kearah suara. Memandang balik raut anak kelas 2 tersebut dengan sedikit ragu.

Rue melirik rekan sejawatnya yang seakan tampak tak bernyawa. "Dari kemarin juga gitu. Dia bilang nggak ada masalah dan ia jamin ini tak akan menganggu permainannya.." Ungkapnya mencoba menenangkan. "Toh kemaren permainannya tak begitu buruk!.. Tapi juga nggak terlalu bagus, sih.."

"Kakak berfikir begitu?.."

Entah sejak kapan tiga orang itu mulai bertambah menjadi lima. Bertanya ada apa dan akhirnya ikut alur. Sama sama memandangi kapten yang masih saja tak bergeming.

"Mungkin dia sedang bermeditasi.." Saut yang lain memberi pendapat.

"Masuk akal.."

"Mikirin tugas sekolah?.."

"Sepertinya Hali bukan anak yang seperti itu.."

"Kapten?.."

Dan mereka melihat gadis itu hanya diam namun fokus akan lamunannya.

"Ah! Dia bergerak.." Ujar Rue pelan.

Mendapati fokusnya kembali. Hali memergoki anggota tim memandanginya. Sempat penasaran namun ia tak begitu antusias.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Don't Notice Me!Where stories live. Discover now