16

356 51 6
                                    

Kabar miring yang telah menjadi rahasia umum mengenai kedekatan ketos dan waketos, terdengar sampai ke telinga waketos sendiri.

Gadis itu tau bahwa beberapa kali ia mendapati gosip tentangnya. Ia tak mempermasalahkan hal itu bila masih batas wajar.

Lagipula ia senang karena dengan gosip ini, ia dapat meningkatkan pamornya di sekolah. Ia senang jadi pusat perhatian.

Namun faktanya dia tak ada perasaan apapun dengan pria yang pernah sekelas dengannya saat kelas satu ini.

Ya!

Dia memang sempat mengatakan bahwa pria itu tidak buruk, tapi bukan berarti Solar menyukainya- kearah romantis.

Ia hanya merasa pria itu sejajar dengannya. Tak lebih dari itu.

Sejajar untuk di jadikan teman!

Kenapa dia terdengar jahat sekali?

Tapi.. apa salahnya pilih pilih teman?

"-Lar.. Solar?!"

Solar seketika tersadar dari lamunannya, balik memandang gadis manis bermanik emerald yang memandangnya keheranan.

Juga penuh selidik.

"Apa yang kau lamunkan?" Tanya Thorn penasaran mengingat kawannya ini melamun selama beberapa saat. Solar masih menggenggam garpu ditangan kanan, menusuk selada hijau yang kini diam diudara.

Sempat diam sebentar sebelum akhirnya memilih menyantap selada, mengunyahnya perlahan. "Bukan hal yang penting!" Balas Solar kembali menunduk, menyantap salad pada set makan siangnya yang sempat terlupakan. Kembali menusuk potongan wortel dan tomat lalu memakannya.

"Nggak biasanya kau melamun.." Thorn kelihatannya masih belum menyerah akan apa yang dipikirkan temannya ini.

Pasalnya gadis itu tak sadar bahwa beberapa potong sosis di set makan siangnya, telah Thorn curi karena keasyikan melamun.

Manik kelabu yang kini mencoba fokus pada makan siangnya seketika tersadar. Terbuka lebar, lalu melihat set makan siang di sebrangnya.

"Nglamun aja sih!.." Thorn mengembalikan sosis panggang itu kembali ke tempat makan Solar sembari tertawa pelan. "Apa kau ada masalah, Solar?" Tanyanya memastikan sekali lagi.

Sadar tertangkap basah karena terlalu lama melamun, Solar mengalihkan pandangannya kembali. "Tidak ada. Jangan khawatir!.."

Solar menjawab enteng sembari melahap satu potong sosis. Kembali melanjutkan acara makannya.

"Baiklah kalau kau nggak mau bilang.." Thorn kelihatannya sudah menyerah mengulik apa yang dilamunkan. Dia juga tau bahwa temannya ini sangat jarang menceritakan masalah pribadinya.

Ia kembali melanjutkan acara makan siangnya yang hampir selesai. Hanya tersisa beberapa suap saja.

Namun satu pikiran yang tiba tiba terlintas di kepala seketika membuatnya penasaran.

"Hei hei! Apa kau dan Gempa pacaran?" Tanya Thorn penasaran. Mumpung salah satu orangnya ada dihadapan.

Solar seketika tersedak, makanannya seolah dipaksa kembali ke atas. Membuat pernafasannya sakit.

Meneguk isi botol air mineral yang tengah duduk manis di meja hingga hampir tandas. Setelah rasa sakitnya perlahan hilang dan ia bisa bicara dan bernafas dengan normal kembali, Solar menghela nafas dalam dan menghembuskannya.

"Bagaimana kau bisa menyimpulkannya seperti itu, Thorn?" Tanya Solar memandang Thorn yang masih saja tersenyum tak berdosa.

"Kalian terlihat dekat sekali. Dan lagi, kalian berdua sering jadi topik gosip anak anak!" Ujar Thorn santai. Dan kini beralih menyantap manisan yang ia dapatkan.

Don't Notice Me!Where stories live. Discover now