29

353 54 7
                                    

Gempa tak tenang.

Suatu hal telah menganggu pikirannya selama dua hari ini.

Sejak Hali jatuh pingsan dihadapannya dengan suhu tubuh yang panas dan nafas tersengal.

Jujur, ia panik dan segera membawanya ke klinik secepatnya dan tanpa berfikir panjang.

Setelah membiarkannya dokter klinik mengambil alih, ia sudah tak tau kabar temannya itu sampai sekarang. Waktu itu ia tak bisa kembali ke uks setelah pelajaran berakhir karena ada rapat yang harus ia ikuti, dan saat dirinya akan pulang, klinik telah ditutup.

Satu dugaan setelah semua ini, membuatnya merasa tak enak.

Apa Hali tertular karenanya karena mereka tak sengaja bertemu waktu itu?

Beberapa kawannya yang kebetulan sekelas dengan gadis itu, berujar bila ia ijin tidak masuk selama seminggu.

Apa separah itu?

Menduga yang tidak tidak, hanya akan membuatnya makin merasa buruk. Lebih baik ia bertanya langsung untuk mengetahui jelasnya!

Suara beberapa gadis di depan pintu menyadarkan lamunannya. Membuatnya mengalihkan pandang kesana.

Para siswi yang hendak memasuki kelas sembari mengobrol ringan. Siswi yang ia ketahui bahwa mereka bukan berasal dari kelasnya.

Pandangannya jatuh pada satu gadis yang dikenalnya. Baru saja masuk ke kelas sembari membawa satu binder dan kotak peralatan tulis di tangan. Berbincang dengan kawannya yang berada disisi kanan.

Dia baru ingat kalau gadis itu memang satu kelas dengannya di kelas bahasa asing ini.

Seolah sadar tengah diperhatikan, pandangan mereka tak sengaja bertemu yang cukup membuat Gempa terkejut. Gadis itu sempat  bicara sebentar pada temannya, setelah itu menghampirinya yang telah lebih dulu duduk di bangku tengah. "Hai, Gempa!" Ujarnya ramah.

Sempat bingung karena merasa gadis itu mengetahui niatnya, namun ia tak menghiraukan itu terlalu lama.

Gempa langsung mengulur senyum sebagai balasan "Hai Taufan, bisa aku tanya sesuatu?"

"Tentu saja!"

"Bagaimana keadaan Hali?"

Gadis itu sepertinya terkejut dengan pertanyaannya. Sebelum menimbulkan kesalahpahaman, Gempa segera meluruskan perkataannya agar lebih jelas.

"Sebenarnya, aku yang membawanya ke klinik saat dia pingsan di lorong. Setelah membiarkan perawat yang mengurus, aku tak kembali kesana lagi karena ada pelajaran.."

Gempa melirik Taufan yang hanya diam, namun terlihat menikmati pembicaraan ini, dan sesekali mengangguk pelan. Saat ia diam beberapa saat untuk kembali menyusun perkataan, "Lanjut!.." ujar Taufan dirasa percakapannya belum selesai.

"Apa.. dia baik baik saja?"

Tak disangkal bahwa ia gugup, gadis yang tengah berdiri disampingnya itu membuat percakapan ini terdengar berat untuk diungkapkan. Layaknya interogasi. Tak seperti biasanya gadis itu serius seperti ini.

Selain itu.. mungkin juga karena ia merasa bahwa dirinyalah yang membuat Hali sakit.

Setelah sempat hening sebentar. "Mmm! Dia baik baik saja, hanya perlu istirahat untuk sekarang ini!" Jawab Taufan pada akhirnya.

"Begitukah?!"

Gadis itu mengangguk pasti.

"Tapi kudengar dia ijin sampai satu minggu" Tanya Gempa sekali lagi.

"Sebenarnya Hali itu jarang banget sakit. Tapi sekalinya sakit, ia bisa tak masuk sampai berhari hari!" Taufan berhenti untuk jeda sesaat "Dia juga kena tipes, itu yang membuatnya terpaksa ijin selama itu"

Don't Notice Me!Where stories live. Discover now