35

316 44 5
                                    

"Solar! Gempa mencarimu!"

Seruan itu berhasil menarik perhatian beberapa murid yang tersisa di dalam kelas. Terkejut bukan main.

Sang pemilik nama sempat bereaksi serupa. Terlihat netra kelabunya sempat terbuka lebar untuk sesaat sebelum kembali normal.

Beranjak dari tempat duduknya. Menyudahi kegiatannya membaca materi pelajaran digital di ponsel pintarnya. Mematikan layar dan meletakkan benda itu di meja begitu saja.

Melangkah menuju kearah pintu. Dimana Gempa berada disana.

Tempat duduknya tak begitu jauh dari pintu jadi tak membutuhkan banyak waktu untuk mendekatinya.

"Ada apa Gempa?" Solar bertanya begitu sampai dihadapan dengan santai.

Meski dirinya yang peka menyadari beberapa murid mulai mengosipinya.

Sudut matanya dengan cepat menangkap itu.

"Aku ingin mengembalikan buku kimiamu. Terimakasih. Ini sangat membantuku!" Gempa memberikan sebuah buku catatan yang sedari tadi berada ditangan kepada yang punya.

"Sama sama" Solar menerima buku tersebut  "Ah ya.. yang dibagian akhir, aku belum sempat menambahkan. Kau bisa salin dari buku kimia sampul biru halaman 105 bagian bawah.."

"Buku perpus ya.. aku juga nggak begitu paham di bagian itu" gumam Gempa sembari berfikir sejenak "Oke. Boleh aku tanya lagi bila ada bagian yang tak kupahami nanti?"

"Tentu saja. Kau juga bisa kirim pesan kalau kau mau.."

"Baiklah. Makasih sudah membantuku, Solar. Aku kembali kalau begitu.."

Lelaki itu ijin pamit kembali. Solar yang melihat dia sudah mulai cukup jauh dari kelasnya, hendak beranjak pula.

Namun tak jadi karena gosip gosip yang mulai memenuhi telinganya. Buatnya terdiam sembari memandang sampul buku di tangan.

"Wah.. terang terangan.."

"Nggak heran juga sih.."

"Keduanya memang akrab bukan?.."

"Apa mereka pacaran?"

Ya. Belakangan ini gosipnya makin terdengar jelas. Bahkan Solar sampai bosan mendengarnya.

Meski sempat menciptakan rasa geli di dada.

Merasa lucu.

Pandangan Solar terangkat dirasa cukup mendengar itu selama beberapa saat.

Dan ia dibuat terkejut begitu pandangannya bertemu dengan seorang.

Berdiri dihadapan seolah sengaja menghentikan langkah dan menoleh. Dengan ransel tersampir di satu sisi pundak. Tangan kanannya mengenggam tali ransel seolah menguatkan posisi disana.

Netra merah darah milik sang gadis bertubuh jenjang itu memandangnya datar namun menusuk.

Tanpa ekspresi.

Namun tak berlangsung lama. Netra itu pun beralih.

Ia beranjak pergi begitu saja tanpa berucap satu katapun.

Meninggalkan Solar yang masih diam ditempat.

Manik kelabunya melirik. Memandang dari sudut mata gadis yang kini melangkah jauh.

"Tidak sopan!.." Gumam Solar tak suka.

Tak suka dengan pandangan yang ia dapatkan dari orang itu meski ia tak tau maksudnya.

Beranjak dari sana dan kembali menuju tempat duduknya. Dirasa ia terlalu lama diam dan sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai.

.
.
.

Don't Notice Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang