11

478 60 7
                                    

Bel makan siang sudah berlalu 10 menit yang lalu. Membuat setiap sisi sekolah itu kembali hidup setelah beberapa jam para murid terkurung didalam kelas untuk menuntut ilmu.

Sebagian besar berada di kantin untuk menikmati makan siang mereka. Sebagian lagi ada yang berada di kelas, ruang klub, ataupun pada fasilitas sekolah lainnya untuk sekedar berbincang ringan.

.
.
.

"Solar!"

Sang pemilik nama yang tengah melangkah melewati lorong kelas dua sembari membawa beberapa buku ditangan sontak berbalik, merasa di panggil. Surai sepunggung lembut itu melambai perlahan. Manik kelabu itu menatap siapa lawan bicaranya.

Seorang laki laki.

"Bisa.. aku bicara denganmu?"

Solar tidak mengenal orang ini, tapi bisa ia yakini bahwa lelaki itu juga seangkatan dengannya.

Gadis itu menyunggingkan senyum tipis "Bicara saja!" Ujar Solar santai. Menyadari bahwa lawan bicaranya kini, tengah gugup.

Pria itu sontak memalingkan wajah saat sadar sudah bertemu tatap "Tidak. Aku ingin bicara denganmu.. hanya berdua.."

Manik kelabu miliknya tanpa sadar terbuka lebar. Namun hanya sebentar, seolah mengerti. Tapi dia masih menunggu kelanjutan perkataannya.

"Ada yang ingin kubicarakan.. aku akan menunggumu di taman samping setelah pulang-"

"Kenapa tidak langsung saja? Bukankah ini lagi jam istirahat? Kebetulan sekali!" Sela Solar sembari tersenyum lebar.

Mengatup wajahnya dengan tangan kirinya yang bebas, sembari sedikit memiringkan kepala "Aku ada rapat setelah jam berakhir. Aku tidak yakin akan bisa.."

Manik kelabu itu perlahan turun melihat gerak gerik lawan bicaranya.

"Baiklah kalau begitu.." Pria itu mengusap surainya pelan. Tampak gelisah.

Kelihatannya ada hal serius yang ingin pria itu katakan-

"Aku menyukaimu.. Solar!"

Solar seketika diam di tempat, tidak menyangka hal ini. Tangannya yang mengatup wajah perlahan turun.

Kesunyian seketika menerpa, bibir ranumnya yang tanpa sadar terbuka karena terkejut kini spontan tertutup kembali.

Diam, memilih mendengarkan dirasa masih ada hal yang lelaki itu ingin katakan.

"Kita memang tidak pernah sekelas. Namun, jujur saja kau sangat menarik dimataku. Aku mengagumimu semenjak awal bulan lalu.."

Bulan lalu?..

Baru baru ini?

Kini hanya keheningan yang ada diantara mereka.

Mungkin ini waktunya untuk bicara..

"Aku mengerti. Tapi maafkan aku!."

Memberi jeda pada perkataannya. Sembari jemarinya menghalau surai yang menghalau ke belakang telinga.

"Aku tidak bisa menjalin hubungan dengan siapapun saat ini. Aku cukup sibuk dengan olimpiade dan kegiatan osis." Ucap Solar runtut

"Aa.. begitu.." ucap pria itu menunduk pelan.

"Maaf.."

"Ti-dak masalah.." pria itu berusaha baik baik saja meski hatinya remuk karena barusaja di tolak.

"Kalau begitu. Aku permisi dulu.." Solar mengangguk pelan dan ijin berlalu.

Setelah pria itu mengangguk tak keberatan, ia segera melangkah melewatinya. Kembali melanjutkan langkah yang sempat tertunda.

Don't Notice Me!Where stories live. Discover now