41

354 33 3
                                    

"Bagaimana cara menyatakan perasaan ke dia?"

"Siapa?"

"Gempa"

Pernyataan dari Hali pada Taufan yang sibuk menikmati sebotol minuman, berhasil membuatnya terbatuk batuk. Tersedak minuman isotonik yang sempat dinikmati pada senja hari ini. Sontak ia memukul dada beberapa kali untuk menetralkan pernafasannya.

Keduanya yang tak ada kegiatan ekskul, memilih duduk ditepian lapangan outdoor pada satu bangku batu yang ada. Memandangi anak ekskul voli dari kejauhan yang telah bermain sebanyak 3 set pertandingan.

Meletakkan botol ke samping dengan kasar. "Kesambet apaan lu?!" Tanya Taufan balik dirasa dia bisa mengatur diri kembali dari rasa terkejutnya.

Wanita pemilik manik merah itu menghela nafas panjang. Menutup wajah dengan kedua tangan. Menumpukan siku pada paha "Banyak hal terjadi sampai bikin dia salah paham.."

"Sefrustasi itukah elu sampai mau nekat begini?"

"Nekat apanya? Kan dulu lu maksa gue untuk nyatain perasaan gue daripada bingung sendiri!.."

"Tapi dulu lu juga bilang kalo nggak begitu deket sama dia! Kalo langsung nyatain bukannya itu gegabah banget?! Seenggaknya pendekatan dikit dikit dulu kek!"

"Pendekatan gimana? Sekelas aja kagak!"

"Nah! Lu tau sendiri! Kalo nggak begitu dekat, lalu tiba tiba nembak kan agak awkward gitu! Apalagi lu orangnya kaku banget!"

"Bener juga.." Tak lagi menutup kedua wajah. Ia juntaikan kedua tangan begitu saja dengan wajah beralih menunduk dalam. Helaan nafasnya terdengar berat. "Tapi salah paham ini udah parah banget! Gue di cengin sama Blaze terus semenjak hari itu!"

"Memang agak ruwet masalahmu ini.." Taufan bertompang dagu, ikut berfikir. "Jelasin semua ke Gempa juga nggak bakal bisa.."

"Maksudnya?"

Taufan mengerutkan kening. "Coba bayangin gini!"
__________________

"Gempa, ada yang pingin gue omongin! Sebenarnya gue nggak ada hubungan apa apa sama Blaze!" Jelas Hali

Gempa berketip kebingungan. Mencerna semuanya dalam diam. ".. Oke?.."

'Apa maksudnya bilang gitu kepadaku? Kan nggak ada hubungannya denganku!.. ' batin Gempa keheranan.
___________________

"Kan?-" Taufan menoleh setelah menjelaskan pemikirannya.

Dan didapati Hali yang makin pundung di tempatnya.

Sepertinya ia malah menambah garam pada luka kawannya ini.

Memang kenyataan yang pahit.

Pemilik netra sapphire tersebur kembali berfikir. Memikirkan rencana bagus yang bisa dilakukan.

Hingga netranya terbuka tiba tiba begitu ia menemukan satu ide. "Apa kau tau kriteria gadis yang disukai Gempa?" Toleh Taufan.

"Huh?"

"Itu bentuk pendekatan yang nggak kelihatan tapi punya hasil yang bagus lho!"

"Pendekatan?.."

"Memenuhi kriteria cewek favoritnya pasti akan membuatnya tertarik!"

"Kriteria cewek.."

"Cowok pasti punya satu hal yang disukai dari cewek. Contohnya, punya sifat yang manis atau penampilan yang menarik! " Jelas Taufan "Lu tau atau nggak kriteria favorit Gempa?!

Tak sempat menjawab, Taufan kembali melanjutkan perkataan" Harusnya lu tau. Soalnya lu kan penguntit kelas kakap!" Tuding Taufan sembari tertawa mengejek.

Don't Notice Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang