27

357 57 5
                                    

"Gempa sakit?" Ulang Hali dirasa ia salah dengar. Cukup terkejut.

Dan sayangnya ia tak salah dengar. Taufan mengangguk yakin "Kata anak kelas D sendiri.."

Keduanya bisa leluasa berbincang pada jam ke 6 karena guru yang seharusnya mengajar, berhalangan untuk hadir. Jadi hanya memberikan tugas menyalin yang harus dikumpulkan setelah jam berakhir.

Selain itu, juga karena suasana kelas sendiri yang murid muridnya sibuk berbincang satu sama lain di sela mengerjakan tugas.

"Sakit apa?" Tanya Hali penasaran. Masih mempertahankan wajah datarnya meski secuil hati paling dalam ia khawatir.

Taufan menaikkan pundak, tanda tak tau. "Katanya sih demam" Sempat ada jeda sebentar sebelum ia berkata kembali ".. Tapi memang belakangan ini bukankah cuacanya tidak menentu?"

Manik merah Hali memandang langit cerah dari balik jendela. "Benar juga.." ujarnya yang terdengar seperti gumaman.

Ini memang sudah ada satu minggu sejak laporan berita dari televisi mengenai musim peralihan yang mengharuskan semua orang untuk berhati hati dan menjaga kondisi badan.

Pandangannya seketika beralih pada Taufan yang kini memandangnya lurus. Menompang dagu dengan tangan kanan tengah berdiri tegap di meja.

Manik sapphire itu perlahan menyipit seolah ada maksud sendiri. Dibarengi dengan senyum lebar yang terasa begitu mencurigakan.

"Kau tak khawatir padanya?" Tanya Taufan.

"Tentu saja aku khawatir.." ujar Hali santai meski tanpa sadar berujar semakin pelan disetiap kata.

Taufan memutuskan kontak mata. Berbalik ke arah depan sembari memejamkan mata "Hmmm.. biasanya kalo di novel atau fanfic gitu, kalo gebetannya sakit, pasti di jenguk!" Gumamnya yang cukup bisa didengar oleh Hali.

"...."

"Bawa roti sepertinya tidak masalah!.." tambah gadis manis itu lagi. Kembali menoleh pada Hali seolah olah mengisyaratkan itu padanya.

"Apa maksudmu? Aku memang temannya tapi kami tidak dekat. Aku hanya akan berdoa agar dia cepat sembuh!" Hali beralih mengerjakan tugas kembali.

"Aaa.. sayang sekalii~"

"Kau kebanyakan baca novel romansa!" Tekan Hali yang juga menyadarkan kawannya yang mulai halu.

.
.
.
.

"Aku beneran menjenguknya.."

Hali diam di halte setelah turun dari bis. Pemberhentian yang sama seperti waktu itu ia satu bis dengan Gempa. Bersandar tak berdaya pada tiang halte begitu sadar akan kebodohannya.

Tangan itu menggengam erat pegangan kantung plastik putih berisi beberapa potong roti buah didalam kotak yang ia beli di toko kue terdekat sebelum menaiki bis.

Tak hanya itu, ia juga membeli satu pack kompres demam juga beberapa vitamin di dalam kantung yang sama. Lengkap sudah.

"Kenapa aku harus kemakan hasutan anak itu sih?!!" Gerutunya kesal yang membuat para pejalan disekitar cukup ketakutan akan wajahnya yang 'tidak ramah'.

Dan lagi, Taufan terus menghantuinya.

"..Beneran nggak kepingin dijenguk?.." Tanya Taufan saat mengumpulkan tugas di meja guru.

"Apa kau tak menyukainya?" Ujarnya saat Hali barusaja hendak menyantap makan siang.

".. Hei! Hei! Denger denger Solar jenguk sendirian lho!!.." ungkapnya tiba tiba saat mereka berjalan ke kelas saat pelajaran terakhir.

Don't Notice Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang