14

427 58 27
                                    

.
.
.
___________________

Seorang anak laki laki menghela nafas panjang, sedikit merilekskan punggungnya yang mulai kaku. Manik kuning indah itu sempat terpenjam sesaat sebelum akhirnya kembali terbuka. Memandang lorong bermandikan cahaya senja yang kini dilewatinya.

Berlalu dari suatu tempat bertuliskan ruang osis. Ruang yang berada di dekat kantin itu barusaja tutup karena jam sekolah telah habis.

Setelah semua anggota pulang, baru ia bisa pulang. Sempat diajak untuk pulang bersama namun sebagai ketua, tak mengherankan kalau dia pulang paling terakhir.

Ia pulang lebih lambat 5 menit dari wakilnya tadi. Menyuruh Solar untuk pulang lebih dulu dan membereskan sisanya karena senja hampir berakhir.

Cukup lelah dengan hari ini. Selalu sibuk seperti biasanya.

Meski sempat suntuk, ia kembali me refresh pikiran. Menyusun kegiatan yang akan ia lakukan setelah ini.

Sempat berfikir sebentar.

Mungkin ia akan mengerjakan pr bahasa inggris lebih dulu sebelum belajar untuk ujian besok.

Gempa mengangguk pelan, setuju akan keputusannya sendiri.

"Mungkin bisnya masih ada.." gumamnya saat tanpa sadar memandang langit yang mulai menampakkan gradasi langit malam.

Kaki jenjang itu telah menapak pada paving setelah keluar dari lobi. Keluar dari gedung sekolah.

Sekolah mulai sepi dan suhu udara mulai turun. Dia harus segera pulang bila tak ingin tertinggal bis.

"Gempa!.."

Serasa dipanggil meski suara itu sangat lirih, pria itu berbalik. Suara itu terdengar berada tak jauh darinya.

Dan benar. Ada seseorang dari asal suara itu berada.

Gadis pemilik manik merah dengan surai terikat tinggi yang kini sedikit berantakan. Mengenakan jaket hitam yang kelihatannya sengaja tak diresleting, dengan kaos putih dibaliknya. Celana olahraga diatas lutut dan sepatu putihnya. Tangan kanan itu juga tengah menjinjing tas ransel yang tak terlalu berisi.

Gempa mengenalnya. Sangat mengenalnya.

Gadis itu adalah teman sekelasnya tahun lalu.

"Hali!" Sapanya dirasa ia terlalu lama diam, saling pandang.

Gadis itu sempat terkejut. "Gempa?.."

"Baru pulang?"

Gempa sedikit terkejut karena jam segini masih ada yang belum pulang.

"Ya.. Aku habis ekskul.." ujar Hali sembari membenarkan anak rambut ke belakang telinga.

Gempa mengangguk pelan menimpali.

"Habis osis? Larut sekali!.." Hali berucap kembali.

"Yah.. aku harus beres beres dulu"

"Pasti capek.."

"Tidak terlalu. Bukankah basket lebih capek?.."

Keduanya tanpa sadar berjalan beriringan dan kini berlalu melewati gerbang.

"Kau naik bis ya?" Hali berujar tanpa melepas pandang pada jalanan trotoar dihadapan. Menuju halte yang tak jauh dari sini. Kedua tangannya masuk kedalam saku celana setelah sempat meransel tas agar tak lagi menjinjing.

"Iya. Kuharap aku tidak tertinggal.."

Yah. Gempa mungkin akan kerepotan bila sampai tertinggal bis.

"Kurasa tidak akan-! Itu bis mu?" Hali menuding bis yang berlalu melewati mereka, hendak berhenti pada halte.

.
.
.

Don't Notice Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang