33

336 38 7
                                    

"Kenapa nggak ngerjain?"

"Lupa nggak nanya. Minggu kemaren gue sakit"

"Ooo.."

"Kalo elu?"

"Lupa"

"Kelakuan emang!"

"Apa bedanya sama elu?"

"Kan gue sakit. Nggak tau. Kalo elu males"

"Hei! Kita sama sama di usir sekarang! Nggak ada bedanya!"

Ujaran sang lelaki itu membuat sosok gadis yang tengah duduk hadapan, dengan tangan kanan menggores tinta pada lembar kertas sontak berhenti. Ganti memincing manik merahnya, tak terima.

Sempat saling pandang beberapa saat, Blaze dan Hali menghentikan perdebatan mereka dan kembali menulis di buku catatan masing masing.

Sebelumnya, keduanya ketahuan tak mengerjakan pr bahasa Inggris peminatan yang telah diberikan minggu kemarin. Tugas LKS dan mengarang tentang teknologi terbarukan. Karena tugas ini punya nilai besar, yang tak mengerjakan harus menyelesaikan pr tersebut di luar, dan boleh ikut mata pelajaran kembali setelah selesai.

"Di depan kelas! Jangan keluyuran ke kantin! Selesaikan segera bila kalian tak ingin dapat nilai D! " Perintah guru paruh baya tersebut sebelum kedua kapten tersebut keluar kelas.

Mengerjakan tugas di satu meja taman bundar dengan bangku terbuat dari beton yang berada tak jauh dari kelas mereka. Menggunakan jalan pintas dengan mencontek jawaban yang mereka dapat dari internet di HP masing masing untuk mempersingkat waktu.

Meski tak ada orang di sekitar mereka, tentu saja mengerjakan tugas di luar kelas saat jam belajar masih berlangsung memberi sedikit rasa tak enak dalam diri mereka.

Baik Hali dan Blaze sadar akan tatapan dua tiga anak, atau mungkin lebih, mencoba mengintip mereka dari balik jendela kelas.

"Napa sih? Kayak nggak pernah di hukum aja! Ya.. Tapi ini masih mending daripada disuruh berdiri disamping papan tulis sih.." Batin Hali dengan tangan masih bekerja.

"Sial! Di liatin terus gegara ngerjain tugas bareng Hali!!" Blaze membatin sebaliknya. Sempat dapat kiriman pesan dari beberapa kawannya. Melayangkan godaan karena dekat dengan gadis itu, buatnya menggertakan gigi. Kesel sendiri.

Meski ia sempat merasa senang disaat yang sama-

"Sampe mana?"

Pertanyaan Hali berhasil menyadarkan Blaze.

Kembali memandang lembar bukunya kembali "Bagian G" Blaze kembali melanjutan kegiatan yang sempat tertunda. "Kenapa? "

"Cuma pingin tau. Entar kumpulin nya bareng bareng ya!" Hali memandang Blaze lurus yang berhasil buat lelaki itu tak berkutik sebelum akhirnya memutuskan kontak mata dan lanjut kerja.

Hendak membalas begitu sadar, namun tak ada satupun kata yang keluar dari birainya. Gelagapan.

"Tungguin gue juga kalo gitu.." Butuh sekian detik bagi Blaze untuk menjawabnya.

Hening menerpa kembali. Sesekali lelaki itu curi curi pandang ke hadapan disela pekerjaannya. Sedikit terpana melihatnya sedekat ini meski wajah gadis itu tengah menunduk.

Cantik.

Batinnya berujar sembari menulis beberapa kata kembali.

Kenapa baru kali ini ia menyadarinya?

Dan rasa aneh ini..

Manik jingganya mencoba kembali memandang hadapan dan berapa kagetnya ia malah bertemu tatap dengan netra merah disana. Terbuka lebar.

Don't Notice Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang