9

385 57 8
                                    

"Hali! Gue baru sadar.."

"Huh?"

"Selama ini.."

Taufan memberi jeda keheningan sesaat sebelum mengatakan sesuatu yang sedari tadi terpikirkan di kepala.

Membuat sang kapten basket putri itu menaikkan sebelah alisnya. Heran. Kegiatannya yang tengah memakan biskuit yang sempat dibelinya di kantin pun terganggu. Terhenti.

Setelah makan siang, keduanya langsung menuju kelas selanjutnya. Kelas seni. Mengambil bangku belakang seperti biasa.

Masih baru beberapa orang didalam sana. Karena masih jam istirahat dan bel pelajaran selanjutnya baru akan berbunyi 15 menit lagi.

Masih lama.

"Selama ini.. kalau elu naksir seseorang, nggak pernah kelihatan ya!?" Ujar Taufan pasti.

Jujur saja Taufan sendiri kaget dengan pemikirannya. Karena apa? Dia saja baru tau kalau sahabatnya ini menyukai sang ketua osis karena gadis itu bilang sendiri.

Sebulan lalu!!

Waktu saat dirinya berujar pada Hali bahwa ia tengah menyukai seseorang yang kini sudah menjadi pacarnya.

"Aku menyukai seseorang.." ucap Taufan mengawali curhatnya

"Aku juga menyukai seseorang.." Balas Hali tiba tiba. Tanpa ekspresi.

"Eh?"

Taufan kira saat itu Hali hanya bercanda. Dan ternyata beneran!!

Gadis itu tak berbohong!

Ia menyadari itu saat upacara penyambutan siswa baru.

Mereka memang tidak ikut upacara penyambutan karena sudah menginjak kelas 2. Tapi keduanya dapat melihat upacara itu dari lorong sekolah yang berhadapan langsung dengan lapangan outdoor.

Keduanya memandang acara tersebut sembari bersandar di dinding kelas. Hali seperti tak tertarik dengan itu, namun Taufan menyadari kemana arah manik merah itu memandang.

Kepada seorang pria penuh wibawa yang tengah mengutarakan pidato penyambutan.

Dirinya kembali memandang Hali dan manik birunya tanpa sadar terbelalak kaget.

Tatapan Hali begitu datar.. namun berbinar! Fokus! Tak terpecah!

Manik itu terlihat hidup!

Taufan seketika syok ditempat. Tak menyangka itu sama sekali. Dan sampai menangis terharu karena temannya ini ternyata adalah gadis normal pada umumnya. Gadis normal yang bisa jatuh cinta.

Dia kira selama ini ia berteman dengan sebuah robot intimidasi.

Hali yang mendengar itu tanpa sadar berfikir.

"Memangnya kalo lagi naksir, harusnya bagaimana?" Tanya Hali. Kembali melahap biskuit karakter berisi coklat didalamnya.

"Harusnya tuh ya.. kau gugup saat dia bicara denganmu! Terus.. jantungmu berdebar-"

"Gue juga begitu kok! Lu kan pernah liat gue gugup dihadapan Gempa!.." Jawab Hali santai.

"Tapi wajahmu kemaren dah kayak ngajak baku hantam oi! Sinis begitu.."

"Emang iya?"

"Nggak sadar diri.." batin Taufan.

Ia memang ingat saat sohibnya bertabrakan dengan sang gebetan. Memang ia bisa melihat Hali gugup, namun raut wajahnya nggak santai sama sekali.

Dan lagi, mengapa saat keduanya membahas ini Hali bisa bersikap biasa saja? Dan baru kelihataan errornya saat Gempa berada dalam radar mereka.

'Tunjukin rasa antusiasmu sialan! Gemes gue liatnya!'

"Apa yang lu tau tentang Gempa?" Tanya Taufan lagi. Masih tak menyerah.

"Ha?"

"Kan biasanya kalo lagi demen sama seseorang, tanpa sadar kita juga tertarik mengetahui hal hal tentang doi. Nah.. apa yang lu tau-!"

"Gempa. Ketua OSIS yang tampan, pintar dan berwibawa. Masuk dalam lima besar peringkat tertinggi satu angkatan. Mata pelajaran favoritnya adalah semua pelajaran ipa dan sastra jerman. Menu makan siang favoritnya adalah nasi tumis ikan, sup, dan salad sayur. Dia juga suka kudapan manis asam seperti yogurt ataupun roti buah. Pernah lompat kelas saat smp. Waktu smp, dia aktif kegiatan klub olimpiade dan sepak bola. Di SMA dia jadi anggota inti klub sepakbola. Ia bisa saja menjadi ketua ekskul tapi dia menolaknya. Tinggi badan 178 senti, berat badan 65 kg. Anak kedua dari tiga bersodara. Kakaknya kuliah semester 5, adiknya masih bangku smp kelas 2-"

"SEJAK KAPAN LU JADI PENGUNTIT BEGINI!!??" Taufan mendelik tak percaya dengan apa yang didengarnya.

Darimana dia dapat info sebanyak itu dan.. tanpa ia sadari!??

Selama ini?!!

"Dia punya bekas luka karena kegiatan klub di kaki kirinya-" Lanjut Hali lagi

"BERHENTI WOIII!!!" Taufan ngeri mendengarnya.

.
.
.

Sebenarnya, Taufan sampai hari ini pun masih tak menyangkanya.

Bahwa sahabatnya ini tengah menyukai seseorang. Apalagi pada seseorang yang tak pernah sedikitpun ia duga sebelumnya.

Karena sifat mereka yang timpang, membuat ini rasanya sangat tidak mungkin.

Bila Hali dimisalkan sebagai hujan, maka Gempa adalah mentari.

Sifat berdua, sangat berbanding terbalik.

Gempa yang siswa teladan dan Hali yang.. ah sudahlah!

Taufan tidak tau apa yang membuat gadis manik merah itu sangat tergila gila dengan ketua OSIS tersebut. Sampai mengubah sahabatnya seperti ini- meski dalam hal yang baik.

Ia mendengus dibuatnya. Penasaran bagaimana kelanjutan kisah yang aneh bin ajaib ini.

"Aku penasaran!.." ujar Taufan sembari tersenyum lebar. Hali yang melihat itu hanya bisa terheran.

Bagaimana pria itu bisa menggerakkan hati sahabat seremnya ini.

"Apanya?"

.
.
.

Jangan lupa RnV nya ya! Thanks! QwQ)

Don't Notice Me!Where stories live. Discover now